Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faisal Basri Sarankan DBH Cukai Tembakau Hanya Untuk Tanggulangi Orang Terdampak Rokok

Kompas.com - 02/09/2021, 17:58 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Senior Faisal Basri menyarankan pemerintah untuk menyalurkan dana bagi hasil (DBH) cukai hasil tembakau (CHT) alias cukai rokok untuk menanggulangi orang yang terdampak rokok.

Dia berharap, dana bagi hasil tidak disalurkan kepada daerah produsen tembakau atau daerah berdirinya pabrik rokok.

Pembagian dana bagi hasil untuk daerah produsen seolah memberikan insentif untuk industri rokok.

Baca juga: Faisal Basri: Tarif Cukai Rokok Harusnya Naik Sampai 50 Persen

"Harapan saya jangan ada bagi hasil untuk itu, DBH digunakan untuk menanggulangi orang yang terdampak karena rokok. Sudah ada sih, pajak rokok di tiap daerah, (tapi) jangan ada satu celah pun untuk insentif pabrik rokok," kata Faisal dalam dalam workshop Jurnalis AJI, Kamis (2/9/2021).

Faisal menuturkan, daerah produsen rokok sudah menikmati banyak sekali hasil dari keberadaan pabrik rokok.

Tanpa bagi hasil pun, kata Faisal, pabrik rokok tetap bisa membangun kebutuhan daerah tersebut, seperti bandar udara.

"Coba lihat ke Kudus, Kediri. Kalau instrumen DBH buat daerah produsen, jadi seolah ada insentif untuk mendorong kemajuan pabrik rokok," beber dia.

Dia beranggapan, penyaluran DBH untuk wilayah produsen rokok adalah pengecualian yang tidak adil.

Baca juga: Penyederhanaan Tarif Cukai Rokok Tak Kunjung Selesai, Faisal Basri: Lobinya Luar Biasa...

Sebab, DBH ini tidak berlaku untuk industri lain, seperti industri kelapa sawit dan industri tekstil.

"Jadi landasan ekonominya jadi kabur, semakin tidak adil keuangan antardaerah. Karena pada dasarnya harus sama dinikmati oleh setiap daerah," tutur dia.

Faisal meminta rokok tidak lagi dimasukkan dalam perdagangan bebas.

Sebab karena perdagangan bebas, rokok impor dari China dan Asean yang masuk ke Indonesia bertarif Rp 0.

Sedangkan Malaysia memberikan bea masuk 20 sen ringgit setiap batang rokok yang masuk ke negaranya. Begitu juga dengan Myanmar.

Baca juga: Faisal Basri: Kebijakan Cukai Rokok Saat Ini Tidak Efektif

"Rokok dari China tarifnya 0 persen. Nah itu harus segera (didiskusikan), karena rokok itu regulated. Jadi jangan dimasukkan dalam perdagangan bebas," pungkas Faisal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com