Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Belum Kompak Hadapi Pandemi, Sri Mulyani: Banyak Aspek Geopolitiknya

Kompas.com - 03/09/2021, 17:42 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, respons dunia menangani pandemi Covid-19 masih sangat kompleks. Hal ini dipengaruhi oleh banyak aspek, termasuk aspek geopolitik.

Sri Mulyani menilai dunia seolah masih tidak kompak merespons krisis akibat pandemi Covid-19. Padahal mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengungkapkan, seharusnya ada mekanisme tersusun bagi dunia untuk menangani pandemi.

"Karena ini (Covid-19) jadi masalah global, harusnya ada yang disebut mekanisme global menangani pandemi. Namun diakui respons global itu tidak terjadi secara mudah dan sangat kompleks. Banyak sekali aspek geopolitiknya," kata Sri Mulyani ketika menyampaikan kuliah umum secara virtual, Jumat (3/9/2021).

Baca juga: Sri Mulyani Atur Ulang Barang Bebas PPN, Ini Rinciannya

Perempuan yang kerap disapa Ani itu menyebut, aspek geopolitik itu terlihat ketika negara di dunia saling tuding-menuding dari mana pandemi berasal.

Salah satu tudingan sempat dilayangkan oleh mantan Presiden AS, Donald Trump, kepada China.

"Sampai saat ini saja, melihat dalam berita internasional, masih terus adanya tensi saling menunjuk, ini siapa virusnya mulai dari mana, penyebabnya dari apa, sampai kepada masalah cara menanganinya gimana," ucap Sri Mulyani.

Selain faktor geopolitik, faktor keuangan dan sistem kesehatan menjadi tantangan lainnya. Dunia masih bergulat mencari jalan keluar untuk membantu negara miskin yang tidak memiliki ketahanan fiskal untuk mendapatkan vaksin Covid-19. Sebab, pandemi hanya bisa selesai jika seluruh dunia kompak dan bekerja sama.

Baca juga: Satgas Waspada Investasi: Sebenarnya Tujuan Pinjol Sangat Mulia, tetapi...

"Sementara kalau virus bergentayangan, maka virus akan berubah dan bermutasi. Dan dia kemudian semakin bermutasi, dunia semakin sulit lagi untuk menghadapi. Ini adalah persoalan public policy secara global yang sangat rumit," beber Sri Mulyani.

Meski begitu, Sri Mulyani menuturkan, kejadian ini bisa dijadikan pelajaran dan bekal ketika dunia kembali menghadapi krisis ke depan.

Risiko dunia menghadapi krisis serupa ke depan akan selalu ada, sehingga terus belajar adalah kunci penanganan yang lebih baik.

"Dan harus diakui sampai hari ini respons global terhadap pandemi masih luar biasa belum memadai dibanding ancaman yang terjadi akibat pandemi. Implikasi dengan adanya living with endemic sangat besar," pungkas Ani.

Baca juga: Sri Mulyani: Selama 22 Tahun Pemerintah Tanggung Bunga dan Pokok Utang BLBI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com