Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspor Capai 3.600 Ton, Komoditas Udang Vaname di Bangka Belitung Kian Menjanjikan

Kompas.com - 04/09/2021, 16:47 WIB
Heru Dahnur ,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BANGKA SELATAN, KOMPAS.com - Kepulauan Bangka Belitung menyimpan beragam potensi untuk menunjang perekonomian daerah.

Salah satunya adalah budidaya bibit atau benur udang vaname, yang digadang-gadang akan menjadi komoditi utama masa depan.

Dari data Stasiun Karantina dan Pengendalian Mutu Perikanan menyebutkan jika pada 2019 tercatat 11 perusahaan di Bangka Belitung yang melakukan ekspor udang vaname sebanyak 3.600 ton.

Baca juga: 7 Panduan Budidaya Lobster Air Tawar, dari Memilih Wadah hingga Panen

Ekspor dilakukan ke Vietnam, Singapura dan Australia.

Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman mengatakan, pihaknya terus mendorong tumbuhnya investasi di bidang budidaya udang vaname.

Saat ini tercatat lebih dari 38 perusahaan yang mengelola tambak udang vaname.

Sebagian dari perusahaan tersebut telah menyiapkan cool storage dan pabrik pengolahan es sendiri.

"Udang vaname adalah komoditas ekspor yang tetap berjalan selama pandemi ini," kata Erzaldi seusai penebaran benur di Balai Benih Udang, Sadai, Bangka Selatan, Jumat (3/9/2021).

Baca juga: Ketergantungan Impor Komponen Chip, Ternyata Indonesia Sempat Ekspor ke Luar Negeri

Penebaran benur udang vaname yang dilakukan di lahan pemerintah provinsi itu bagian dari upaya menciptakan ketahanan usaha tambak udang.

Selain usaha pembesaran udang, ketersediaan benur juga dinilai penting dalam ketahanan ekosistem usaha.

"Kami mendorong agar banyak investor yang mengembangkan usaha ketersediaan benur udang vaname ini. Sehingga ke depannya lebih berkembang dan memiliki nilai tambah untuk masyarakat," ujar Erzaldi.

Guna menunjang berkembangnya produksi benur udang vaname, dinilai perlu memerhatikan hal-hal yang akan memengaruhi produksi, termasuk pemanfaatan teknologi.

"Teknologi harus dimajukan agar mendapatkan hasil maksimal. Misalnya, kalau sekarang dalam 1 meter kubik volume bisa ditebar 1000, mungkin kalau ada teknologi, dalam 1 meter kubik bisa 5000," tambah Erzaldi.

Baca juga: Aturan Baru PLTS Atap: Bisa Ekspor Listrik 100 Persen hingga Percepatan Waktu Pemasangan

Bukan tidak mungkin, kata dia, di masa mendatang Babel akan menjadi penyuplai udang terbesar.

Pemprov Babel akan memberi dukungan penuh atas budidaya pada sektor perikanan ini, sekaligus berupaya untuk memancing kehadiran investor.

Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Babel, Arief Febrianto menyebutkan, pihaknya berupaya untuk memaksimalkan sumber daya manusia dan memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada untuk mengembangkan budidaya tersebut.

"Untuk peningkatan produksi dan produktivitas, juga dititikberatkan pada pengembangan teknologi dan SDM. Jadi, persediaan benur udang vaname yang tadinya dari luar, bisa dioptimalkan ada di dalam Babel," kata Arief.

"Harapannya ada geliat dan ekspansi budidaya di sektor perikanan, khususnya tambak udang vaname, karena memang menjadi prospek besar," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com