Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Merah Putih Akan Diproduksi April atau Mei 2022, Gratis atau Berbayar?

Kompas.com - 05/09/2021, 05:30 WIB
Ade Miranti Karunia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjanjikan vaksin Covid-19 buatan dalam negeri yakni vaksin Merah Putih akan mulai diproduksi pada kisaran bulan April atau Mei tahun 2022.

Pembuatan vaksin tersebut, lanjut Erick, dilakukan untuk mengurangi ketergantungan vaksin impor yang selama ini dilakukan.

"Kita tidak bisa bergantung dengan vaksin impor, kita harus bisa vaksin buatan Indonesia. Selama ini Bio Farma kan sudah bisa memproduksi vaksin sendiri tapi bukan buat Covid-19, buat polio, dan lain-lain," kata Erick saat menyambangi Apotek Kimia Farma di Depok, Jawa Barat, Sabtu (4/9/2021).

Baca juga: Eijkman Akan Beri Bibit Vaksin Merah Putih ke Bio Farma pada Maret 2021

Rencananya, vaksin Merah Putih tersebut akan diproduksi sebanyak 500 juta dosis.

Erick mengatakan, SDM Indonesia saat ini diperlukan untuk mempelajari teknologi penemuan vaksin.

Tujuannya agar Indonesia tak lagi bergantung bahan obat-obatan yang diimpor dari negara lain.

"Jadi kalau penduduk Indonesia memerlukan 420 juta vaksin, kami bisa lakukan sendiri. Tinggal teknologi penemuan vaksinnya itu harus belajar," kata Erick.

"Karena memang RND (research and development) harus terus ditingkatkan. Kita enggak boleh kalah dengan negara luar," imbuh dia.

Baca juga: Menko Airlangga: Vaksin Merah Putih Masuk Uji Coba di Semester II 2021

Maka dari itu, perusahaan Bio Farma melakukan suatu terobosan dengan menghadirkan vaksin Merah Putih.

Selain itu, ada wacana pembangunan industri petrochemical di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Di sana, kata Erick, bahan baku untuk pembuatan obat parasetamol bakal diolah.

Vaksin Merah Putih gratis atau bayar?

Ketika vaksin Merah Putih mulai diproduksi, mantan Presiden klub sepak bola Inter Milan ini tidak bisa memastikan bahwa vaksin tersebut berbayar atau tidak.

Alasannya, pengenaan biaya vaksin bukan ranahnya untuk memutuskan.

"Saya enggak bisa jawab itu, karena saya belum tahu keputusannya. Tapi yang penting, kami dari BUMN siapkan tadi vaksin Merah Putih atau vaksin BUMN supaya bisa produksi sendiri jangan impor lagi," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com