Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir soal Kemarahan Risma: Himbara Tak Bermaksud Menghambat Penyaluran Bansos

Kompas.com - 05/09/2021, 06:46 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir buka suara soal kemarahan Menteri Sosial Tri Rismaharini kepada salah satu pejabat bank BUMN terkait penyaluran bantuan sosial (bansos).

Erick memastikan, bank-bank BUMN atau Himpunan Bank Negara (Himbara) tidak akan menghambat proses penyaluran program bantuan sosial dari pemerintah.

"Tentu jika ada kekurangan sana sini saya akan cek langsung permasalahannya. Tapi saya yakinkan dengan segala kerendahan hati, Himbara sebagai bagian dari pemerintah tidak ada bermaksud untuk menghambat atau melakukannya," katanya ketika ditemui dalam kunjungan kerja di Depok, Jawa Barat, Sabtu (4/9/2021).

Baca juga: Ini Respons BTN soal Kemarahan Risma Terkait Penyaluran Bansos

Bahkan menurut Erick, Himbara meberikan kemudahan bagi UMKM dan korporasi dalam melekukan restrukturisasi kredit hingga penyaluran pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) selama pandemi Covid-19.

Hingga saat ini kara Erick, bank-bank BUMN sudah melakukan restrukturisasi lkredit UMKM dan korporasi hingga Rp 470 triliun.

"Kalau dilihat dari KUR yang diberikan Bank Himbara itu Rp 270 triliun, itu KUR ya. Karena enggak mungkin dalam situasi Covid-19 ini, kita enggak bangun ekonomi di bawah, supaya yang besar jangan makin besar dan yang kecil jangan makin kecil. Mesti ada keseimbangan dan Himbara lakukan itu," kata Erick.

Lebih lanjut mantan Presiden klub sepak bola Inter Milan ini mengatakan, saat ini diperlukan sinkronisasi data penerima bansos yang dimiliki pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan juga Himbara. Hal itu dinilai perlu dilakukan agar program bantuan sosial bisa lebih tepat sasaran.

Baca juga: Erick Thohir Ingatkan BUMN Jangan Saling Sikut

Di sisi lain Erick mengungkapkan, pemerintah bersama DPR RI sedang mendengarkan masukan dari berbagai pihak mengenai perlindungan data pribadi. Meski aturan terkait perlindungan data pribadi sedang digodok, ia berharap upaya program satu data jangan dihentikan.

"Karena program satu data sangat penting untuk jaga program pemerintah agar subsidi tidak salah sasaran," ucapnya.

Sebelumnya di media sosial, viral video yang menunjukkan kemarahan Mensos Risma kepada pejabat salah satu bank BUMN di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Video tersebut menunjukkan luapan emosi Risma kepada pejabat bank karena masih terdapat sejumlah masyarakat yang belum menerima bansos Program Keluarga Harapan (PKH).

Baca juga: Respons Bank BUMN soal Kemarahan Risma Terkait Penyaluran Bansos

Selain itu, Risma juga marah ketika mengetahui bank memblokir kartu penerima bansos untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Provinsi Riau. Saat berkunjung ke Riau, Risma dengan tegas meminta pihak bank agar membuka blokir tersebut.

“Banyak sekali, ini enggak jalan ini yakin aku. Kalau jalan, enggak mungkin segitu, enggak jalan, sudahlah percaya omonganku. Ayo taruhan ini, ayo taruhan Rp 100.000. Enggak jalan ini, masak 3.000 sama 5.000 (yang belum tersalur). Kalau jalan, enggak mungkin sebesar itu,” kata Risma dalam video tersebut.

Selain itu, Risma juga marah ketika mengetahui bank memblokir kartu penerima bansos untuk keluarga penerima manfaat (KPM) di Provinsi Riau. Saat berkunjung ke Riau, Risma dengan tegas meminta pihak bank agar membuka blokir tersebut.

Baca juga: Erick Thohir: Anggapan Soal Nelayan yang Identik dengan Masyarkat Miskin Harus Diubah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com