JAKARTA, KOMPAS.com - Kehadiran bank digital di Tanah Air tengah mengalami percepatan dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir. Walaupun saat ini sudah banyak bank digital bermunculan, tidak semuanya akan mampu beroperasi secara berkelanjutan.
Berdasarkan hasil riset The Boston Consulting Group (BCG) beberapa waktu lalu, dari 249 bank digital di dunia, hanya 13 diantaranya yang mampu meraup keuntungan atau profitable.
Hasil riset itu juga menunjukan, dari beberapa bank digital yang beroperasi di suatu negara, hanya segelintir bank digital yang dapat mencetak keuntungan.
Baca juga: Bos BCA: 10 Tahun dari Sekarang Kita Hanya Akan Melihat 3 Bank Digital
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja mengatakan, layaknya pasar atau market pada umumnya, persaingan akan tercipta dalam layanan perbankan digital. Beberapa modal penting diperlukan oleh penyedia bank digital agar dapat memenangkan kompetisi yang diproyeksi kian ketat itu.
"Starting point sama. Cuma karena namanya sprinter yang lari bisa 100 orang, yang menang cuma 1, 2, 3. Jadi setiap market akan ada itu. Tentu ini dari kacamata saya ada persyaratan untuk bank digital," ujarnya dalam diskusi virutal, Selasa (7/9/2021).
Pertama, modal penting yang harus dimiliki oleh bank digital adalah nasabah. Akan tetapi, bukan hanya besarnya jumlah, loyalitas dari nasabah juga menjadi penting untuk mendukung keberlanjutan bank.
"Ini yang penting, karena cuannya dari situ. Profitability kan dari transaction, bukan dari number of account," ujarnya.
Baca juga: Ini Strategi Jenius BTPN Bersaing di Tengah Maraknya Bank Digital
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.