Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menperin Optimistis Tahun Depan Substitusi Impor Capai 35 Persen

Kompas.com - 08/09/2021, 20:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah fokus terhadap program substitusi impor yang ditargetkan mencapai 35 persen pada tahun 2022. Menurut Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita, kebijakan tersebut akan didukung dengan optimalisasi program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).

Target tersebut ia sampaikan ketika menghadiri secara fisik rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta.

"Strategi ini ditempuh guna merangsang pertumbuhan investasi di sektor industri substitusi impor dan peningkatan utilitas industri domestik," ujarnya melalui keterangan tertulis, Rabu (8/9/2021).

Baca juga: Menperin Sebut 95 Persen Produk Laptop Indonesia Masih Impor

Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) misalnya, telah mencapai substitusi impor hingga 21 persen. Sementara itu, Direktorat Jenderal Industri Agro, angkanya mencapai 18 persen hingga 19 persen.

Berikutnya, agar produk dalam negeri terserap dengan baik di pasar domestik, Kemenperin juga mendorong tercapainya persyaratan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN), sehingga dapat membantu serapan oleh pengadaan pemerintah.

Upaya strategis lain, yakni membatasi produk impor yang tayang pada e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Sebanyak 79 jenis dari total 358 jenis alat kesehatan produksi dalam negeri sudah bisa menggantikan produk-produk impor di e-katalog LKPP.

Menperin pun optimistis, kenaikan Purchasing Managers & Index (PMI) Manufaktur Indonesia akan terus berlanjut hingga ke level 50 atau menandakan sedang dalam fase ekspansi. Pada Agustus 2021, PMI manufaktur Indonesia berada di posisi 43,7 atau naik dibanding bulan sebelumnya yang berada di level 40,3.

Menurutnya, meningkatnya kembali angka PMI pada bulan Agustus tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang telah melonggarkan aktivitas masyarakat.

"Aktivitas industri manufaktur di Indonesiaberkorelasi sekali dengan aktivitas masyarakat. Pembatasan membuat industri melakukan penyesuaian. Nah, pada Agustus sudah mulai ada pembukaan aktivitas lagi. Sehingga dibanding dari angka Juli, PMI manufaktur Indonesia pada Agustus sudah masuk posisi rebound," jelasnya.

Menperin meyakini, pada September 2021, angka PMI akan terkerek ke level 50 atau dalam tahap ekspansi. Sementara itu, IHS Markit mencatat, perbaikan angka PMI Indonesia pada Agustus sejalan dengan kasus Covid-19 yang menurun.

Baca juga: Menperin Minta Sri Mulyani Perpanjang Relaksasi PPnBM 100 Persen

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+