Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkop UKM Serahkan Bantuan untuk Kembangkan Wirausaha di Lampung

Kompas.com - 09/09/2021, 10:26 WIB
Elsa Catriana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Koperasi dan UKM melakukan kerja sama dengan Universitas Lampung (Unila) untuk mengembangkan wirausaha di Provinsi Lampung melalui program sentra inovasi dan inkubasi bisnis dalam upaya mendukung peningkatan rasio kewirausahaan nasional.

Dalam kerja sama ini, Kemenkop UKM memberikan bantuan sebesar Rp 549,8 juta untuk menginkubasi 40 tenant UMKM di Unila dan juga bantuan wirausaha pemula masyarakat Provinsi Lampung sebesar Rp 135 juta dengan jumlah penerima 23 orang di beberapa Kabupaten Lampung.

Secara total, bantuan yang diberikan oleh Kemenkop UKM mencapai Rp 684,8 juta.

Baca juga: Kemenkop UKM Gelar UKM Festival 2021, Dorong Terciptanya UMKM PLUT Go Digital Dan Go Global

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, saat ini rasio kewirausahaan Indonesia baru mencatatkan angka 3,47 persen dari total populasi di Indonesia.

Menurutnya, angka ini masih terpaut jauh dari negara lain seperti Singapura yang sudah mencatatkan rasio kewirausahaan sebesar 8,9 persen, Malaysia 4 persen, Thailand 4 persen, dan negara maju sudah mencapai 12 persen.

"Target kita ingin menambah jumlah wirausaha dan untuk menjadi negara maju (rasio kewirausahaan) itu 4 persen. Saya kira, Indonesia oleh semua lembaga dunia diprediksi di 2045 itu kita punya potensi jadi negara maju. Karena itu kita harus bekerja keras menghadirkan wirausaha baru sampai 4 persen," ungkapnya dalam acara Penyerahan Bantuan Fasilitasi Pengembangan Inkubator di Universitas Lampung, Bandarlampung, dikutip Kompas.com, dalam siaran resminya, Kamis (9/9/2021).

Menurut Teten, pemerintah saat ini telah mengubah pendekatan pendampingan UMKM dan koperasi dari pendekatan birokrasi ke pendekatan profesional atau bisnis.

Karena itu, inkubator bisnis baik itu swasta atau kampus bisa menjadi bagian yang sangat penting sebagai upaya untuk membina dan mengembangkan UMKM.

"Kami ingin UMKM kita bisa menyaingi UMKM luar negeri. Karena itu, kita membidik wirausaha muda yang berlatar belakang pendidikan baik seperti di kampus untuk kita lahirkan, bina, dan besarkan untuk menjadi wirausaha. Jadi saya kira peran inkubator bisnis di kampus jadi sangat penting. Karena itu kami senang sekali bisa kerja sama dengan Unila," kata Teten.

Lebih lanjut, untuk mengembangkan usaha yang berkelanjutan di Provinsi Lampung, Teten mendorong para pelaku UMKM untuk mengembangkan komoditas unggulan di Lampung.

Dengan demikian, Provinsi Lampung akan memiliki ciri khas tersendiri dan menjadi faktor pembeda dibandingkan dengan daerah lainnya.

Baca juga: Soal Rasio Kredit UMKM 30 Persen, OJK Minta Bank Sesuaikan Rencana Bisnis

Selain itu, Teten juga menegaskan bahwa pihaknya memiliki program besar untuk mendorong UMKM Indonesia menjadi bagian rantai pasok industri nasional seperti UMKM di Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok, di mana UMKM di sana menjadi bagian dari sistem produksi industri.

"Jadi bukan lagi UMKM sendiri dan industri sendiri. Kalau begini, akhirnya UMKM harus kompetisi dengan usaha besar dan pasti kalah. Kalau kita integrasikan UMKM dengan industri besar dengan ekosistem kemitraan saya rasa akan berjalan beriringan. Jadi industrinya besar, UMKM-nya juga pasti akan ikut ditarik menjadi besar," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com