JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memberikan bantuan sarana dan prasarana Tempat Penampungan Sementara/Pusat Daur Ulang (TPS/PDU) sampah kepada warga di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat.
Bantuan diserahkan kepada kelompok Bank Sampah Koperasi Produsen Rumah Kreatif Bersama Muara Gembong. Bantuan yang diberikan berupa angkut sampah, mesin pres sampah, tempat sampah outdoor, serta bangunan semi permanen sebagai rumah pelindung alat sekaligus tempat produksi.
Plt. Direktur Jenderal PRL Pamuji Lestari mengatakan, Muara Gembong dipilih karena wilayah tersebut merupakan daerah pesisir yang dilalui oleh Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Tercatat sampah yang mengalir di Sungai Citarum mencapai 1 ton setiap hari ketika musim hujan.
Baca juga: Ingin Lancar dalam SKD CPNS 202i? Kemenpan RB Ingatkan Ini ke Peserta
“Penyaluran bantuan pada TPS/PDU dilakukan sebagai bentuk aksi terhadap penanganan dan pengelolaan sampah, agar sampah-sampah yang dihasilkan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dapat segera ditangani, sebagai bentuk manajemen/pengelolaan sampah plastik dari sumbernya,” tutur Tari dalam siaran pers, Senin (13/9/2021).
Tari menuturkan, wilayah pesisir dan laut Indonesia sangat rentan terhadap berbagai ancaman pencemaran baik yang berasal dari aktivitas manusia, industri, perhubungan laut, dumping maupun aktivitas lainnya.
Indonesia dianggap sebagai penyumbang sampah plastik terbesar ke-2 di dunia. Sedangkan sampah yang masuk ke laut sekitar 80 persen berasal dari daratan.
Kebocoran sampah dari daratan yang masuk ke laut berdampak pada sektor ekonomi dan pariwisata, kehidupan biota laut dan ekosistem pesisir serta kesehatan manusia. Banyak biota yang memakan plastik dan terjerat plastik.
Baca juga: Sepanjang 2021, KKP Gagalkan Penyelundupan 3,8 Juta Benih Lobster Senilai Rp 159,9 Miliar
Jika sampah plastik tidak dikendalikan, terjadi proses pelapukan menjadi mikro dan nano plastik yang akan merusak ekosistem pesisir dan/atau dimakan oleh plankton atau ikan.
"Selanjutnya, produktivitas perikanan dapat menurun dan implikasi dari mikroplastik bisa masuk ke jaring-jaring makanan yang akhirnya dapat menimbulkan masalah pada kesehatan manusia,” jelas Tari.
Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Muhammad Yusuf menyampaikan, kelompok Koperasi Produsen Rumah Kreatif Bersama Muara Gembong sudah bergerak di bank sampah sejak tahun 2018 dengan jumlah anggota 20 orang.
Yusuf berharap adanya dukungan semua pihak, baik dari kecamatan, kelurahan, maupun masyarakat sekitarnya untuk bijak dalam mengelola sampah.
“Bantuan TPS/PDU tersebut diharapkan dapat menjadikan kelompok tidak hanya mampu membeli sampah dari nasabah bank sampah dan menjual ke pengepul saja, namun dapat terus berkembang dan menjadi pengepul besar sampah pres," tutup Yusuf.
Baca juga: KKP Bangun Shrimp Estate Pertama di RI, Seperti Apa?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.