Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/09/2021, 13:13 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Berjaya di masa muda dengan pencapaian yang tinggi di bidang olahraga nyatanya tidak menjadi jaminan kondisi finansial seorang atlet bisa bertahan di usia senja. Oleh sebab itu, penting bagi para atlet nasional untuk mempersiapkan alokasi dana pensiun untuk masa tua.

Perencana Keuangan Eko Endarto menjelaskan, alokasi investasi dana pensiun untuk atlet jumlahnya memang lebih besar dibanding orang lainnya. Hal ini karena rata-rata atlet memiliki batas usia 40 tahun dalam menjalani karirnya, untuk kemudian masuk ke masa pensiun.

“Atlet itu kan waktu puncak mereka relatif pendek dan tidak bisa ditentukan, biasanya rata-ratat di usia 40 tahun mereka sudah berhenti. Jadi mereka harus benar-benar mempersiapkan diri, karena waktu mereka pendek, dan alokasi invstasinya lebih besar itu dibanding orang lainnya,” kata Eko saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/9/2021).

Baca juga: Jejak Sejarah Ikan Asin di Indonesia, Komoditas di Pasar Mataram Kuno

Eko menilai, salah satu investasi yang perlu disiapkan adalah ilmu pengetahuan. Sebab, seorang atlet juga perlu memiliki kemampuan lainnya, mengingat kemampuan yang dimiliki masih berpotensi untuk dikalahkan oleh pemain-pemain muda.

“Salah satu investasi penting yang perlu disiapkan adalah ilmu pengetahuan atau keahlian. Walaupun bisa saja jadi pelatih, tapi lebih baik jika dia punya kemampuan lebih dari hanya sekadar pelatih kan?,” ungkap Eko.

Di sisi lain, Eko menilai untuk alokasi tabungan tidak terlalu penting dilakukan selama masih aktif dan memperoleh penghasilan tetap. Tapi, jika sudah mendekati masa pensiun para atlet perlu memperbesar porsi tahungan.

Bagi atlet yang masih memiliki pendapatan, ada cara yang tepat untuk mengalokasikan dana dari pendapatan tersebut. Porsi idealnya, 30 persen untuk membayar utang, minimum 10 persen untuk investasi, 10 persen untuk proteksi, dan sisanya untuk konsumsi.

Baca juga: Kenapa PNS Selalu Naik Garuda saat Perjalanan Dinas?

Adapun hal yang tidak kalah penting adalah memiliki produk keuangan dengan tujuan jangka panjang, misalnya investasi saham, reksa dana saham, atau emas.

“Kalau alokasinya sebagaian besar ke reksa dana saham, saham, atau emas, mungkin dari bonus mereka, bisa dialokasikan 50 persen. Dengan catatan, setelah mereka menyelesaikan utang, dan kewajiban-kewajiban mereka,” kata Eko.

Menurut Eko, usia harapan hidup orang Indonesia rata-rata 75 hingga 80 tahun. Oleh sebab itu, mempersiapkan kebutuhan hidup 40 tahun ke depan tentunya sangat penting. Melalui investasi yang sudah dilakukan, maka seorang atlet di usia 40-45 tahun sudah bisa mulai menikmati hasil investasinya.

“Jadi enggak masalah pakai (investasi) ketika mereka pensiun di usia 40-45 tahun. Sudah mulai sebagian investasinya di cairkan sambil mengembankan keahlian, selain menjadi atlet,” kata dia.

Baca juga: Pilihan Investasi dengan Modal Rp 10.000

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com