Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biaya Logistik di RI Mahal karena Distribusi Barang harus Gota-ganti Kapal

Kompas.com - 13/09/2021, 16:08 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketika pengusaha mengirim barang dari Medan ke Sorong menggunakan kapal laut, sebelum tiba di tujuan barang tersebut harus singgah dulu di sejumlah pelabuhan karena harus berganti kapal.

Beberapa pelabuhan yang harus disinggahi dan harus berganti kapal di antaranya di Tanjung Priok, lalu di Makassar ganti kapal lagi, baru kemudian tiba di Sorong.

"Kondisi inilah yang menyebabkan biaya (cost) distribusi barang jadi mahal," ujar Dirut PT Pelindo IV Prasetyadi sebagaimana dikutip dari Antara, Senin (13/9/2021).

Baca juga: Luhut Minta Ekosistem Logistik Nasional Dipantau secara Berkala

Dia menuturkan, terintegrasinya Pelindo I-IV, akan mendorong penyederhanaan layanan angkutan barang. Dengan demikian, distribusi barang dari Sabang hingga ke Merauke dan sebaliknya tidak perlu lagi gonta-ganti kapal ketika sandar di pelabuhan transit di wilayah Pelindo.

Hingga saat ini pelabuhan laut di Indonesia dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) yang dioperasikan dengan empat perusahaan berbeda yakni Pelindo I, II, III dan IV.

Pelindo I berpusat di Medan dengan wilayah kerja Aceh, Sumatera Utara, Riau dan Kepulauan Riau. Pelindo II membawahi 10 provinsi mulai dari Sumatera Barat hingga Jawa Barat dengan 12 pelabuhan dengan kantor pusat di Jakarta.

Sedangkan Pelindo III berpusat di Surabaya dengan membawahi Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, sementara Pelido IV membawahi daerah lainnya di Indonesia bagian Timur.

Menurut Prasetyadi, integrasi kepelabuhanan ini bertujuan untuk mengembangkan konektivitas maritim, standarisasi pelayanan pelabuhan serta akan berdampak pada peningkatan kinerja dan efisiensi bagi BUMN Pelabuhan dalam berkompetisi secara global.

Prasetyadi mengatakan, integrasi Pelindo akan meningkatkan kinerja pelabuhan, konektivitas maritim dan ekonomi nasional.

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyatakan bahwa integrasi Pelindo menjadi suatu keharusan untuk mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi nasional.

Selama ini dengan empat perusahaan di wilayah operasi regional yang berbeda, menyulitkan BUMN merencanakan alur dan investasi yang bisa mendukung efisiensi biaya logistik nasional. Termasuk menjadi penyebab operasional pelabuhan belum terstandarisasi.

Baca juga: Semester I-2021, Jasa Logistik Ekspres Tumbuh 30 Persen

Dengan integrasi, Pelindo diyakni akan memiliki kontrol dan kendali strategis yang lebih baik dan ujung-ujungnya biaya logistik dapat ditekan.

Biaya Logistik

Selama ini biaya logistik Indonesia berkisar 23 persen atau lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain seperti China yang hanya 15 persen dan Malaysia hanya 13 persen.

Setidaknya ada lima penyebab tingginya biaya logistik di Indonesia yakni regulasi pemerintah yang tidak kondusif, efisiensi "value chain" darat yang rendah, efisiensi "value chain" yang rendah, operasi dan infrastruktur pelabuhan tidak optimal serta suply-demand yang tidak seimbang.

Sementara saat Pelindo terintegrasi menjadi BUMN Pelabuhan ke depan dapat lebih fokus sesuai dengan lini bisnisnya yang dikelompokkan dalam klaster-klaster bisnis yakni klaster peti kemas, non peti kemas, logistik & hinterland development dan marine, equipment & port services.

Tujuan dari pengelompokan klaster-klaster bisnis ini akan meningkatkan kapabilitas dan keahlian yang akan berdampak pada peningkatan kepuasan pelanggan melalui kualitas layanan di lapangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com