JAKARTA, KOMPAS.com – Mendapatkan bonus dalam jumlah besar tentu sangat menggembirakan bagi para atlet-atlet yang berprestasi.
Namun, jika para atlet tidak mampu mengelola keuangan dan bonus-bonus yang diberikan secara optimal, bisa-bisa bonus tersebut habis sia-sia dan tidak menyisakan apapun untuk masa depan.
Financial Planner OneShildt Budi Raharjo mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, negara tak hanya memberikan penghargaan berupa bonus dengan jumlah fantastis kepada atlet yang berprestasi.
Baca juga: Pemerintah Yakin UMKM Bisa Pegang Peran Penting dalam Pemulihan Ekonomi
“Sekarang itu, perhatian negara terhadap atlet jauh lebih baik. Gelontoran dananya luar biasa. Tentunya ini harus dibekali, agar mereka besiap dan merencanakan keuangan yang akan mereka lalui. Jadi sifatnya, awareness. Kalau dia aware, maka dia akan lebih bijak mengelola bonusnya,” jelas Budi saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/9/2021).
Budi menilai, dengan awareness tinggi yang ditanamkan, para atlet akan lebih mempersiapkan kondisi di masa depan. Apalagi profesi atlet bukanlah profesi seumur hidup karena memiliki batas usia karier dan ada risiko cidera yang besar.
Di saat seperti itulah, kondisi finansial harus baik. Bahkan kata Budi, lebih baik lagi jika atlet memiliki usaha lain. Hal itu dinilai dapat meningkatkan nilai tambah untuk kemapanan finansial di masa depan.
“Jadi, atlet juga perlu bekal untuk menumbuhkan rasa percaya diri dalam hal keuangan. Jangan semakin bertambah usia, maka semakin worried dengan kondisinya. Kalau sudah ada pembekalan yang baik, maka dia akan lebih confidence dengan rencana-rencana yang sudah disusun dengan matang,” kata Budi.
Baca juga: Genjot TKDN IKM, Begini Langkah Kemenperin
Menueut Budi, hal yang perlu dilakukan alter saat memperoleh bonus yaitu berinvestasi untuk masa depan. Tetapi bagaimana bentuk investasi masa depan yang perlu dilakukan? Pertama adalah berinvestasi melalui keterampilan, dan menjajaki peluang karir lainnya.
Selanjutnya yaitu melalui investasi keuangan. Dalam mengelola bonus dan pendapatan, atlet perlu dibekali dengan ilmu bagaimana memproteksi kekayaan yang diperoleh dengan susah payah, bagaimana cara mengakumulasinya, membeli aset, dan mengembangkannya untuk berinvestasi.
“Bonus-bonus ini memang harus dikelola dengan baik, tanpa kemampuan pengelolaan dengan baik, maka bonus itu bisa hilang begitu saja, karena sifatnya seperti uang kaget, maka salah penglelolaan bisa habis dalam waktu singkat karena mendorong seseorang bersikap implusif,” ujar dia.
Baca juga: Tips agar Keuangan Atlet Tetap Sehat Saat Memasuki Masa Pensiun
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.