Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di RAPBN 2022, Pendapatan Negara Dipatok Rp 1.846,1 Triliun

Kompas.com - 14/09/2021, 15:09 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Anggaran (Banggar) DPR RI menyetujui perubahan postur anggaran dan belanja pemerintah sementara dalam RAPBN tahun 2022, Selasa (14/9/2021).

Lewat persetujuan tersebut, penerimaan negara dipatok sebesar Rp 1.846,1 triliun. Angka ini meningkat dibanding target belanja negara yang disampaikan Presiden RI Joko Widodo sebesar Rp 1.840,7 triliun.

"Perubahannya adalah target pendapatan meningkat Rp 5,5 triliun (terdiri dari) peningkatan penerimaan pajak Rp 3,1 triliun dan PNBP Rp 2,4 triliun," kata Said dalam rapat Banggar, Selasa (14/9/2021).

Baca juga: Pemerintah Targetkan Pendapatan Negara Capai Rp 1.840,7 Triliun di 2022

Belanja negara juga meningkat Rp 5,5 triliun menjadi Rp 2.714,2 triliun dari sebelumnya Rp 2.708,7 triliun. Belanja ini terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp 1.943,7 triliun dan transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) Rp 770,4 triliun.

Belanja pemerintah pusat terdiri dari belanja kementerian/lembaga (K/L) Rp 945 triliun dan belanja non-K/L sebesar Rp 998,8 triliun. Sementara TKDD terdiri dari transfer ke daerah Rp 702,4 triliun dan dana desa Rp 68 triliun.

"Belanja negara meningkat (terdiri dari) Tambahan belanja pendidikan, tentu mandatory Rp 1,1 triliun dan tambahan belanja non pendidikan Rp 4,4 triliun, di antaranya ESDM, perindustrian, kesehatan, TIK, dan lain-lain," tutur Said.

Banggar juga menyetujui asumsi pertumbuhan ekonomi tahun 2022 mencapai 5,2 persen.

Sebelumnya, komisi XI DPR RI menyetujui pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran 5,2 persen - 5,5 persen. Kemudian asumsi tersebut mengecil dan disepakati 5,2 persen.

Lalu, target inflasi kurang dari 3 persen, nilai tukar rupiah Rp 14.350 per dollar AS, dan suku bunga Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun sebesar 6,80 persen.

"Defisit anggaran menjadi Rp 868 triliun, itulah namanya defisit pembiayaan sehingga defisit kita terhadap rasio PDB 4,85 persen," pungkas Said.

Baca juga: RAPBN 2022, Pemerintah dan Banggar DPR Sepakati Asumsi Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen

Sementara itu, target pembangunan tahun 2022 tidak berubah. Tingkat kemiskinan tetap 8,5-9,0; tingkat pengangguran 5,5-6,3; ketimpangan 0,376-0,378; indeks pembangunan manusia 73,41-73,46; nilai tukar petani 103-105; dan nilai tukar nelayan 104-106.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Memburu Penerimaan Negara Tanpa Menaikkan PPN

Memburu Penerimaan Negara Tanpa Menaikkan PPN

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 Maret 2024

Spend Smart
Info Pangan 19 Maret 2024: Beras Masih Mahal, Harga Telur Naik Tembus Rp 34.000

Info Pangan 19 Maret 2024: Beras Masih Mahal, Harga Telur Naik Tembus Rp 34.000

Whats New
Investor Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Dunia Naik

Investor Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Dunia Naik

Whats New
IHSG Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Whats New
Menanti Kebijakan The Fed, Wall Street Hijau

Menanti Kebijakan The Fed, Wall Street Hijau

Whats New
Percepat Revisi PP 96/2021, Indonesia Incar Kempit 61 Persen Saham Freeport

Percepat Revisi PP 96/2021, Indonesia Incar Kempit 61 Persen Saham Freeport

Whats New
Manajemen: BCA Mobile dan myBCA Akan Berjalan Bersamaan dalam Jangka Waktu Panjang

Manajemen: BCA Mobile dan myBCA Akan Berjalan Bersamaan dalam Jangka Waktu Panjang

Whats New
Perbedaan Inflasi dan Deflasi serta Untung Ruginya bagi Ekonomi

Perbedaan Inflasi dan Deflasi serta Untung Ruginya bagi Ekonomi

Whats New
Ini 4 Perusahaan Terindikasi 'Fraud' Rp 2,5 Triliun yang Diungkap oleh Sri Mulyani

Ini 4 Perusahaan Terindikasi "Fraud" Rp 2,5 Triliun yang Diungkap oleh Sri Mulyani

Whats New
[POPULER MONEY] Polemik Kenaikan PPN 12 Persen | Sri Mulyani Laporkan Dugaan 'Fraud' 4 Debitor LPEI

[POPULER MONEY] Polemik Kenaikan PPN 12 Persen | Sri Mulyani Laporkan Dugaan "Fraud" 4 Debitor LPEI

Whats New
Bos Bulog: Harga Beras Akan Sulit Kembali ke Titik Semula Seperti Setahun Lalu...

Bos Bulog: Harga Beras Akan Sulit Kembali ke Titik Semula Seperti Setahun Lalu...

Whats New
Anggota DPR Minta Gedung Parlemen di IKN Dibangun Paling Akhir, Ini Kata OIKN

Anggota DPR Minta Gedung Parlemen di IKN Dibangun Paling Akhir, Ini Kata OIKN

Whats New
Jokowi Mau Impor Beras Lagi, Kali Ini dari Kamboja

Jokowi Mau Impor Beras Lagi, Kali Ini dari Kamboja

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com