Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Sri Mulyani, Giliran Tito Sentil Belanja Daerah

Kompas.com - 14/09/2021, 15:22 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian buka suara terkait realisasi belanja pemerintah daerah (Pemda) yang belum langsung dirasakan masyarakat.

Ia meminta kepala daerah untuk meningkatkan belanja pelayanan publik atau belanja yang kemanfaatannya dirasakan langsung oleh masyarakat luas.

Sebaliknya, Tito juga meminta kepala daerah mengurangi belanja aparatur, yaitu belanja yang kemanfaatannya dirasakan secara langsung oleh aparatur daerah.

Baca juga: Sri Mulyani: Pemda Kebanyakan Program Tanpa Hasil dan Dananya Diecer-ecer...

Belanja aparatur ini tidak secara langsung dirasakan oleh masyarakat luas, seperti administrasi umum, operasional dan pemeliharaan, belanja pegawai atau personalia, sampai pada biaya perjalanan dinas.

“Kurangi belanja aparatur, perbanyak betul belanja yang manfaatnya langsung ke masyarakat,” ujarnya Tito, dikutip dari laman resmi Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pada Selasa (14/9/2021).

Menurut Tito, pandemi Covid-19 mengajarkan pengelolaan Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD) diarahkan pada sektor produktif yang berimbas langsung dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat secara umum.

Baca juga: Luhut Minta Pemda Lebih Berkomitmen Atasi Masalah Sampah di Bali

Pandemi juga memberikan pembuktian bahwa banyak kegiatan atau pertemuan yang dapat dilaksanakan secara virtual, dengan tetap menghasilkan output yang produktif.

Dengan cara itu, anggaran belanja aparatur juga dapat dikurangi. Sebaliknya, anggaran tersebut dapat dialihkan untuk penyelesaian persoalan di daerah masing-masing.

Tito mengambil contoh persoalan sampah dan pengelolaannya. Anggaran yang semula dialokasikan untuk belanja aparatur dapat dialihkan untuk pembuatan tim yang bergerak khusus mengelola sampah di malam hari.

Dengan begitu, diharapkan setiap pagi daerah tersebut dalam keadaan bersih dan bebas sampah.

“Tergantung masalahnya apa, kalau masalahnya misalnya kotoran sampah, upayakan buat tim [untuk] mengelola daerahnya sehingga bersih bebas sampah,” ujarnya.

Baca juga: Belanja Pegawai Daerah Akan Dibatasi Maksimal 30 Persen dari APBD

Selain itu, Tito juga meminta kepala daerah untuk memerhatikan alokasi anggaran di bidang pendidikan dan kesehatan.

Ia menekankan agar alokasi tersebut tak hanya bersifat formalitas, namun dijalankan dan disalurkan sesuai pos anggarannya, serta dirasakan manfaatnya.

“Perbanyak juga belanja-belanja yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, seperti pendidikan dan kesehatan, pendidikan 20 persen, kesehatan 10 persen minimal, itu wajib, tapi tolong dipelototin lagi,” tandasnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, belanja daerah dalam APBD belum terfokus pada satu titik prioritas.

Bendahara negara ini mengungkapkan, belanja tersebut tercecer di ratusan ribu kegiatan sehingga hasilnya tidak dirasakan maksimal oleh masyarakat.

Pemerintah pusat mencatat, Pemda memiliki 28.623 jenis program yang dipecah menjadi 263.135 kegiatan.

"Programnya dipecah menjadi 263.135 kegiatan. Kita bisa bayangkan ini yang disebut diecer-ecer itu seperti ini. Pokoknya kecil-kecil (asal) semuanya dapat, tapi tidak memperhatikan apakah pengeluaran itu akhirnya menghasilkan output dan outcome," kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI membahas RUU HKPD, Senin (13/9/2021).

Baca juga: Menko Airlangga: Bupati dan Walikota Harus Mengakselerasi Belanja Daerah

Sri Mulyani menuturkan, pola belanjanya pun masih sama seperti pra pandemi Covid-19. Dana yang sudah ditransfer pemerintah pusat masih banyak mengendap di perbankan dan baru keluar setiap kuartal IV.

Hingga Juli 2021, pemerintah melihat ada Rp 173,73 triliun idle cash Pemda yang masih tersimpan di bank.

"Pola belanja APBD yang masih business as usual dan tertumpu di triwulan keempat mendorong terjadinya idle cash di daerah ini," ucap Sri Mulyani.

Harusnya kata Sri Mulyani, Pemda betul-betul memperhatikan setiap transfer yang disalurkan pusat agar semua program termasuk bansos bisa secepatnya tersalurkan ke masyarakat.

"Apalagi dalam situasi ini kami betul-betul memperhatikan setiap transfer harusnya kita harapkan langsung bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Situasi ini betul-betul menjadi salah satu yang menjadi salah satu concern bersama," tuturnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com