JAKARTA, KOMPAS.com – Biaya proyek LRT Jabodebek bengkak akibat molornya proses pembangunan yang tak sesuai target awal penyelesaian.
Dikutip dari laman resmi Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) pada Rabu (15/9/2021), proyek LRT Jabodebek yang mulai dibangun sejak tahun 2015 sebenarnya ditargetkan rampung pada tahun 2019.
Hanya saja, sampai saat ini proyek tersebut tak kunjung selesai. Belakangan, pemerintah menargetkan proyek LRT Jabodebek rampung pada tahun 2022.
Baca juga: Seputar LRT Jabodebek: Target Operasi, Rute, Stasiun, dan Progres
VP Public Relations KAI Joni Martinus buka suara mengenai progres LRT Jabodebek dan rencana percepatan pembangunan salah satu Proyek Strategis Nasional tersebut.
Dalam rangka memastikan proyek LRT Jabodebek beroperasi tepat waktu, KAI diusulkan menerima penyertaan modal negara (PMN) di tahun 2021 sebesar Rp 2,7 triliun.
Dana ini rencananya akan digunakan untuk pemenuhan cost overrun proyek LRT Jabodebek atas dampak kemunduran penyelesaian proyek tersebut.
“KAI berterima kasih atas dukungan berbagai pihak dalam pembangunan proyek LRT Jabodebek ini. KAI terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan LRT Jabodebek beroperasi dalam waktu yang ditentukan yaitu pertengahan 2022,” kata Joni dalam keterangan resminya, Rabu (15/9/2021).
Baca juga: Adhi Karya Kantongi Rp 13,8 Triliun dari Garapan Proyek LRT Jabodebek
“Diharapkan nantinya LRT Jabodebek akan menjadi moda transportasi andalan masyarakat yang akan bepergian dari dan menuju Ibu Kota,” sambung Joni.
Meski sempat molor hampir dua tahun, kini pembangunan proyek LRT Jabodebek semakin menunjukan progres kesiapan yang signifikan.
KAI bersama para pihak tengah mempersiapkan segala sesuatunya terkait pengoperasian LRT tersebut, baik sarana, prasarana, fasilitas pelayanan penumpang maupun perizinan perizinan yang diperlukan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.