Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek LRT Molor Bikin Biaya Bengkak, KAI Bakal Dapat PNM Rp 2,7 Triliun

Kompas.com - 15/09/2021, 12:52 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Biaya proyek LRT Jabodebek bengkak akibat molornya proses pembangunan yang tak sesuai target awal penyelesaian.

Dikutip dari laman resmi Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) pada Rabu (15/9/2021), proyek LRT Jabodebek yang mulai dibangun sejak tahun 2015 sebenarnya ditargetkan rampung pada tahun 2019.

Hanya saja, sampai saat ini proyek tersebut tak kunjung selesai. Belakangan, pemerintah menargetkan proyek LRT Jabodebek rampung pada tahun 2022.

Baca juga: Seputar LRT Jabodebek: Target Operasi, Rute, Stasiun, dan Progres

VP Public Relations KAI Joni Martinus buka suara mengenai progres LRT Jabodebek dan rencana percepatan pembangunan salah satu Proyek Strategis Nasional tersebut.

Dalam rangka memastikan proyek LRT Jabodebek beroperasi tepat waktu, KAI diusulkan menerima penyertaan modal negara (PMN) di tahun 2021 sebesar Rp 2,7 triliun.

Dana ini rencananya akan digunakan untuk pemenuhan cost overrun proyek LRT Jabodebek atas dampak kemunduran penyelesaian proyek tersebut.

“KAI berterima kasih atas dukungan berbagai pihak dalam pembangunan proyek LRT Jabodebek ini. KAI terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan LRT Jabodebek beroperasi dalam waktu yang ditentukan yaitu pertengahan 2022,” kata Joni dalam keterangan resminya, Rabu (15/9/2021).

Baca juga: Adhi Karya Kantongi Rp 13,8 Triliun dari Garapan Proyek LRT Jabodebek

“Diharapkan nantinya LRT Jabodebek akan menjadi moda transportasi andalan masyarakat yang akan bepergian dari dan menuju Ibu Kota,” sambung Joni.

Rincian progres LRT Jabodebek 2021

Meski sempat molor hampir dua tahun, kini pembangunan proyek LRT Jabodebek semakin menunjukan progres kesiapan yang signifikan.

KAI bersama para pihak tengah mempersiapkan segala sesuatunya terkait pengoperasian LRT tersebut, baik sarana, prasarana, fasilitas pelayanan penumpang maupun perizinan perizinan yang diperlukan.

“Sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional, tentu kehadiran LRT Jabodebek sangat dinantikan untuk mendukung kegiatan bertansportasi masyarakat yang aman, nyaman dan bebas macet,” ujar Joni Martinus.

Joni menjelaskan, berdasarkan Perpres nomor 49 Tahun 2017, KAI ditugaskan untuk menyelenggarakan sarana dan prasarana LRT Jabodebek.

Baca juga: Kereta Bandara Beroperasi Lagi, Railink Obral Promo Mulai Rp 5.000

Hal tersebut meliputii pengadaan sarana, pengoperasian sarana dan prasarana, perawatan sarana dan prasarana, pengusahaan sarana dan prasarana termasuk pendanaan prasarana Kereta Api Ringan/Light Rail Transit terintegrasi serta penyelenggaraan system tiket otomatis (Automatic Fare Collection).

Hingga bulan September ini, progres LRT Jabodebek mencapai 94,36 persen dengan rincian sebagai berikut:

  1. Lintas Pelayanan I Cawang- Harjamukti sebesar 98,98 persen
  2. Lintas Pelayanan II Cawang - Dukuh Atas sebesar 90,7 persen
  3. Lintas Pelayanan III Cawang - Jatimulya sebesar 91,8 persen
  4. Akses stasiun sebesar 42,71 persen
  5. Konstruksi depo sebesar 51,39 persen
  6. Sarana sebesar 64,70 persen
  7. Integrasi sebesar 35,49 persen

Biaya proyek LRT Jabodebek

Proses konstruksi LRT Jabodebek dilakukan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) selaku kontraktor dari proyek tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com