Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rhenald Kasali: Akibat Pandemi, Ada 10 Bidang Usaha Berubah Permanen

Kompas.com - 15/09/2021, 17:25 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Rhenald Kasali mengungkapkan, terdapat 10 bidang usaha bergerak yang berubah permanen setelah munculnya pandemi Covid-19.

Padahal, sebelum pandemi, regulator dan pemangku kepentingan tidak melihat bahkan menyangkal dan mempersulit kedatangan inovasi-inovasi disruptif.

Lewat krisis ini, dunia usaha hingga regulator lebih membuka mata.

Baca juga: Pekerjaan Seksi di Saat Pandemi, Gaji Bisa sampai Rp 20 Juta

"Pandemi ini meluluhkan para penyangkal disrupsi digital," kata Rhenald dalam siaran pers, Rabu (15/9/2021).

Adapun 10 bidang usaha yang berubah permanen, yakni kuliner, pendidikan, hiburan, donasi, sosial, alat pembayaran, logistik, fashion, periklanan, media, dan sektor perumahan.

Semula, profesi-profesi seperti dokter, ahli farmasi, perbankan, dosen, dan ahli statistik yang sulit beradaptasi dan berubah haluan.

Kini profesi itu langsung menyesuaikan diri selama pandemi Covid-19.

"Kini semua pengusaha secara voluntary melakukan shifting ke layanan digital," ucap Rhenald.

Baca juga: Jangan Sampai Keliru, Ini Beda CV dan Resume Untuk Lamar Pekerjaan

Salah satu contoh nyatanya terlihat dalam social crowd funding yang mulai diadopsi oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini.

Dia menggandeng lembaga sosial Kitabisa.com untuk memobilisasi donasi publik pada korban-korban bencana.

Penggunaan metode baru dalam memobilisasi bantuan mampu memberi bantuan secara on the spot yang menembus batas-batas birokrasi.

Selain social crowd funding, dokter kini telah terbiasa melayani konsultasi Telehealth.

Padahal sebelum pandemi, ahli farmasi dan regulator terkesan menolak pemeriksaan kesehatan jarak jauh dan memberikan resep obat tanpa kehadiran fisik pasien.

Baca juga: Ada Pekerjaan Konstruksi di Ruas Tol MBZ, Cipularang, dan Padaleunyi, Ini Titik Lokasinya

"Proses perubahan ke depan mulai terlihat wujudnya, kendati masih dinamis. Sebagian mulai dipermanenkan pengusaha," jelas Rhenald.

Rhenald menjelaskan, shifting secara masif dan kreatif ini dipicu oleh pandemi dengan terbentuknya ekonomi kue donat (donut economy).

Maksud dari donut economy adalah pusat-pusat ekonomi lama menjadi kosong seperti lingkaran kue donat, tetapi padat di sekitarnya.

Rhenald menilai, Indonesia akan menyatu dengan dunia global memasuki era 4.0 yang akan berlangsung dalam 10-14 tahun ke depan yang disebut sebagai massive artificial living.

Nantinya, Indonesia akan memasuki era ledakan kecerdasan. Jika tidak ditindaklanjuti, akan banyak generasi muda yang terjangkit sindrom generasi tidak berguna (useless generation).

Baca juga: Menaker Ida Optimistis Pilot Project Perluasan Kerja Kawasan Mampu Buka Banyak Pekerjaan

"Produk-produk sintetis dan artificial akan semakin banyak beredar," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com