JAKARTA, KOMPAS.com - PT Adhi Commuter Properti (ADCP), pengembang yang fokus pada properti terintegrasi langsung dengan transportasi massal atau transit oriented development (TOD), mencatatkan penjualan presale sebesar 58,1 persen untuk hunian di 11 proyek yang sedang dikembangkan.
Direktur Pemasaran Adhi Commuter Properti Indra Syahruzza mengatakan, minat masyarakat akan hunian dengan konsep TOD yang dikembangkan perseroan terbilang tinggi. Hal itu lantaran hunian tersebut memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses transportasi publik.
"Hal ini menunjukkan permintaan yang kuat untuk kelas akses residensial berkonsep TOD yang terletak di simpul-simpul transportasi utama. Sekaligus membuktikan bahwa konsep TOD menarik sebagai tujuan investasi," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Kamis (16/9/2021).
Baca juga: 44 Bioskop Cinepolis Sudah Kembali Dibuka
Indra mengatakan, pada dasarnya konsep hunian TOD sudah lebih dulu diterapkan di kota-kota besar negara maju seperti Hongkong, Tokyo, Singapura, Beijing, dan Kopenhagen.
Adhi Commuter Properti sendiri memiliki portofolio proyek TOD yang terletak di Jabodetabek dengan mayoritas terintegrasi LRT Jabodebek, sehingga masyarakat bisa mendapatkan manfaat dari pengoperasian jalur LRT Jabodebek. Seluruh kawasan itu memiliki total unit lebih dari 54.000 unit dengan landbank sebesar 140 hektar.
Kawasan TOD tersebut mencakup LRT City Bekasi-Eastern Green, LRT City Bekasi-Green Avenue, LRT City Jatibening, LRT City MTH, LRT City Tebet, LRT City Ciracas, LRT City Cibubur, LRT City Sentul, Adhi City Sentul, serta Grand Central Bogor-Member of RT City, Cisauk Point-Member of LRT City, Oase Park-Member of LRT City.
Indra menilai, pihaknya memiliki proses yang terstruktur dan efisien pada cash conversion cycle. Dalam pengembangan proyek mulai dari tahap konstruksi sampai dengan serah terima membutuhkan waktu sekitar 18 sampai 24 bulan untuk landed house atau rumah tapak, serta sekitar 36 bulan untuk proyek hunian bertingkat.
“Pada dasarnya kami memiliki siklus pendapatan yang cukup cepat disertai dengan metode pengembangan yang efisien dan periode launch to transfer untuk menjaga pertumbuhan fundamental bisnis yang positif,” jelas Indra.
Baca juga: Pedagang Kecil dan Warteg Temui Jokowi, Ini Keluhan dan Tuntutan yang Disampaikan
Direktur Pengembangan Bisnis Adhi Commuter Properti Rozi Sparta menambahkan, pihaknya optimistis hunian TOD ini memiliki peminat yang cukup banyak. Sebab hunian yang terintegrasi dengan transportasi publik dapat mengurangi biaya mobilitas, efisiensi waktu, serta mengurangi kemacetan yang berdampak pada berkurangnya polusi udara.
Optimisme penjualan hunian berkonsep TOD tersebut, didukung pula dengan adanya stimulus pemerintah berupa insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) hingga 100 persen untuk properti bernilai hingga Rp 2 miliar, dan 50 persen untuk properti bernilai lebih dari Rp 2 miliar-Rp 5 miliar.
Selain itu, dari sisi makro ekonomi, proporsi penduduk muda Indonesia yang lebih besar dan meningkatnya pendapatan rumah tangga, juga diyakini akan menjadi pemacu permintaan terhadap sektor properti di masa mendatang.
"Hunian yang berada tepat di akses transportasi publik akan membantu mengurangi biaya mobilitas dan mengurangi kemacetan, sehingga kondisi sosial ekonomi masyarakat akan turut meningkat. Termasuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan berbagai program pemerintah menyelesaikan masalah transportasi akan efektif,” jelas Rozi.
Baca juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 21 Resmi Dibuka Siang Ini, Kuota 754.929 Orang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.