Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Bidik Industri Pengolahan dan Manufaktur Masuk Dalam KEK

Kompas.com - 16/09/2021, 20:02 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas Sekretaris Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Elen Setiadi menargetkan banyak industri pengolahan dan industri manufaktur masuk dalam kawasan khusus tersebut.

Elen menuturkan, masuknya industri-industri tersebut akan mampu meningkatkan kinerja ekspor Indonesia dari industri nonmigas.

Begitu pula sesuai dengan target Presiden RI Joko Widodo mengubah struktur ekonomi dari berbasis konsumsi menjadi berbasis konsumsi melalui ekspor dan investasi.

Baca juga: Tekan Penyebaran Covid-19, Kemenperin Pantau Operasional Industri Manufaktur

"KEK diminta adaptif dengan perkembangan industri terutama kebutuhan dalam negeri dan dunia sehingga demikian memerlukan beberapa sektor yang perlu ditetapkan masuk dalam KEK adalah manufaktur atau industri lebih banyak di sektor jasa," kata Elen dalam Kompas Talks, Kamis (16/9/2021).

Badan Pusat Statistik mencatat, ekspor nonmigas pada Agustus 2021 tumbuh 21,75 persen (mtm) di angka 16,72 miliar dollar AS.

Secara tahunan, ekspor komoditas andalan ini meningkat 63,43 persen (yoy) dari 12,45 miliar 2021.

Komoditas yang mengalami peningkatan nilai ekspor tertinggi yakni lemak dan minyak hewan dan nabati naik 1,54 miliar dollar AS, serta bahan bakar mineral naik 573,2 juta dollar AS.

Baca juga: PMI Manufaktur Anjlok, Kemenkeu: Negara Lain di ASEAN Juga Mengalami

Lalu, komoditas biji logam, terak, dan abu naik 213,1 juta dollar AS, besi dan baja naik 180,2 dollar AS, serta timah dan barang daripadanya naik 106 juta dollar AS.

Elen menuturkan, momentum surplus neraca perdagangan karena tingginya ekspor komoditas nonmigas harus dimanfaatkan dengan adanya KEK.

"Pokok dari ekspor kita yang paling besar selain migas adalah industri pengolahan. Dan ini adalah salah satu yang kita ingin tuju untuk dan kita dorong untuk masuk di dalam KEK. Bijih logam juga yang menjadi target kita untuk bagian sektor yang kita dorong untuk dikembangkan di KEK," beber Elen.

Selain itu, pihaknya ingin mengembangkan lima hal dalam kawasan penuh insentif tersebut.

 Beberapa pengembangan yang dimaksud ialah mempercepat ekspor dan substitusi impor dan mempercepat terwujudnya industri 4.0.

Baca juga: Imbas PPKM, PMI Manufaktur Indonesia Anjlok

Kemudian, mengembangkan wilayah yang belum berkembang dan mempercepat pengembangan sektor jasa tersier. Beberapa kendala dalam kawasan yang menjadi perhatian pun akan diperbaiki.

"Ada daya saing dan ini menjadi perhatian kita, berkaitan dengan fasilitas ada prosedur yang masih rumit sehingga perlu kita percepat. Terakhir adalah pelayanan investasi, walaupun sudah menggunakan sistem OSS tapi ada beberapa hal yang berkaitan dengan pemberian kewenangan perizinan yang masih tersebar di pusat dan di daerah," pungkas Elen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com