Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 3 Kesalahan yang Harus Dihindari Pebisnis Pemula

Kompas.com - 17/09/2021, 12:41 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam menjalankan bisnis usaha untuk mencapai kesuksesan berbisnis memang bukanlah hal yang mudah.

Jam terbang dalam menjalani bisnis terkadang juga tidak dapat menjadi sebuah jaminan kesuksesan. Para pebisnis dengan jam terbang tinggi sekalipun tidak bisa luput dari situasi pasang surut maupun risiko kegagalan berbisnis.

Oleh sebab itu para pebisnis harus banyak banyak belajar dan sebisa mungkin menghindari kesalahan-kesalahan umum yang sering dijumpai dalam membangun bisnis.

Baca juga: Simak Tips Menggaet Pelanggan yang Setia Untuk Usaha Makanan dan Minuman

CMO PT Harapan Bangsa Kita dan Co-Founder Sang Pisang & Ternakopi Ansari Kadir mengatakan, salah satu kesalahan umum dalam berbisnis yang dapat dihindari oleh para pebisnis pemula adalah ingin meraih kesuksesan secara instan.

"Banyak pebisnis yang ingin meraih kesuksesan secara instan dengan mencoba menempuh berbagai jalan pintas, sehingga tak jarang jika mereka akhirnya menjadi tidak fokus lagi pada tujuan awal mereka membangun bisnis," ungkap Ansari dalam ShopeePay Talks: Pasang Surut Pebisnis Pemula, yang disiarkan secara virtual, Kamis (16/9/2021).

Menurut Ansari, tidak ada kesuksesan yang dapat terjadi dalam waktu satu malam. Sebab, membangun kesuksesan bisnis membutuhkan waktu yang panjang dan juga proses yang berliku.

Hal ini pun ternyata pernah dialami oleh Ansari sendiri.

Dia menceritakan, ketika masa-masa awal berbisnis, dirinya ingin sekali cepat meraih keuntungan dengan mendirikan beberapa bisnis. Hal ini ternyata membuat dia menjadi tidak fokus pada satu bisnis sehingga tidak ada yang berhasil.

Pengalaman tersebut akhirnya mengajarkan Ansari betapa pentingnya fokus untuk mengembangkan sebuah bisnis terlebih dahulu dan tidak terburu-buru melakukan ekspansi atau membuat bisnis baru.

"Fokus dan menjadi hebat itu bukan datang dari orang lain, tapi dari diri sendiri. Jadi selalu hargai setiap proses, tetap fokus dan konsisten dalam menjalankan komitmen serta melakukan eksekusi dengan baik. Niscaya, kita dapat membangun pondasi bisnis yang lebih kuat dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang," kata Ansari.

Lalu kesalahan lain yang harus dihindari oleh para pebisnis pemula adalah ikut-ikutan tren semata.

Baca juga: Ini 3 Masalah yang Kerap Dihadapi Pebisnis Kuliner

Ansari berpendapat, tren memang menarik perhatian pasar, namun keberadaan sebuah tren biasanya hanya bertahan sesaat karena perubahannya yang sangat dinamis.

"Membangun bisnis yang hanya sekadar berlandaskan mengikuti tren terkini umumnya sulit berkembang bahkan dapat gulung tikar saat tren tersebut sudah meredup," kata Ansari.

Hal ini pun dialami oleh Founder dan Owner Panama Sandals Anton Hermawan Sugondo.

Anton menceritakan, sebelum membangun Panama Sandals, dia hanya membuka bisnis kentang goreng yang saat itu sedang ngetren-ngetrennya.

Berangkat dari kisah tersebutlah Anton belajar bahwa mendirikan bisnis memerlukan riset pasar yang matang sebagai landasan untuk lebih mengenal target pasar yang ingin disasar dan memberikan solusi yang dapat menjawab kebutuhan pasar.

Anton bilang, ketimbang menjadikan tren sebagai dasar utama dalam berbisnis, pebisnis dapat menggunakan tren yang ada untuk melakukan inovasi sesuai dengan perkembangan zaman.

"Di Panama Sandals sendiri, kami berusaha memaksimalkan tren pemanfaatan digital dalam kehidupan sehari-hari terutama di tengah pandemi dengan menyediakan pembayaran digital," kata Anton.

Sementara kesalahan yang ketiga yang harus dihindari oleh pengusaha pemula adalah kurangnya kesiapan menghadapi risiko bisnis.

Terlepas dari semua persiapan yang matang dalam membangun bisnis, seorang pebisnis tidak akan dapat terhindar dari risiko berbisnis.

CEO & Co-Founder Ternak Uang Raymond Chin mengatakan, berani memulai bisnis berarti harus siap mengantisipasi dan menghadapi berbagai risiko bisnis yang siap menerjang dengan strategi manajemen risiko.

Baca juga: Lewat Program Ini, 3 Pebisnis Lokal Berhasil Lakukan Ekspor Perdana

Namun faktanya, banyak pebisnis yang terkadang hanya memandang manajemen risiko sebelah mata.

“Salah satu faktor utama yang membuat beberapa bisnis saya sebelumnya gagal adalah kurangnya persiapan strategi manajemen risiko. Saya hanya berpikir bahwa saat mulai bisnis pasti bisa sukses, padahal ada risiko kegagalan yang tidak bisa saya hindari," kata Raymond.

"Itulah mengapa para pebisnis pemula harus menyiapkan strategi menghadapi risiko bisnis yang ada di depan mereka dengan menyiapkan perencanaan bisnis," sambung Raymond.

Raymond menambahkan, para pebisnis bisa membuat perencanaan bisnis yang sederhana tapi solid dengan fokus pada 3 hal utama yaitu produk, pemasaran, dan operasional.

Diakui Raymond, perencanaan bisnis inilah yang juga menjadi dasar yang dia terapkan dalam mengembangkan Ternak Uang bersama dua rekan lainnya.

Baca juga: Holding Ultra Mikro Tidak Mengubah Model Bisnis BRI, Pegadaian, dan PNM

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com