Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Yanti Lidiati dan Ketulusannya Melatih Anak Punk

Kompas.com - 18/09/2021, 09:23 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Yanti Lidiati (55) menebarkan senyum dan merangkul bahu dua perempuan di sampingnya saat berfoto dengan 12 anak-anak binaannya di bawah rimbun pohon Desa Lampegan, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung.

Senyuman Yanti bukan tanpa alasan. Sebab anak-anak muda di sekelilingnya merupakan anak punk yang sudah ia bina. Kini anak punk binaan Yanti mencapai 25 orang.

Tak hanya anak punk, Yanti juga melatih banyak ibu-ibu di kampung halamannya agar mendapatkan penghasilan. Semua itu bermula pada 2011 silam.

Lepas Jabatan Kepala HRD

Keputusan besar diambil Yanti yang memilih melepas jabatan Kepala Human Resource Development (HRD) di salah satu perusahaan farmasi di Jakarta pada 2011.

Hal itu ia lalukan lantaran harus merawat ibunya, Tjitjih Rukarsih yang sakit di Desa Lampegan, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung.

Baca juga: Cerita Holib dan Kelompok Usahanya, Budidaya Ulat Sutra di Tengah Derasnya Impor Benang

Di sela-sela merawat sang ibu, Yanti memperhatikan sejumlah ibu-ibu yang tidak banyak beraktivitas di lingkungan kampung halamannya, dan cenderung ngobrol ngalor-ngidul alias ngerumpi.

Yanti lantas mengajak ibu-ibu itu belajar menjahit agar bisa mendapatkan penghasilan. Sayangnya, sebagian besar dari mereka menolak gagasan Yanti karena tidak punya kepercayaan diri dan tidak yakin produk yang dihasilkan bisa laku terjual.

Kendati banyak dapat penolakan, Yanti tak mau menyerah. Pada 2016, ia membentuk kelompok bernama Wanita Mandiri yang beranggotakan tujuh orang.

Pelan-pelan, ia mulai membimbing para ibu-ibu untuk memulai usaha menjahit. Mereka mulai fokus membuat pakaian tipe blazer dengan bahan sarung premium. Produknya pun diberi merek It’s Blazer Ibun.

"Desainnya saya yang buat, ibu-ibu itu yang mengerjakan," kata Yanti seperti dikutip dari siaran pers Pertamina, Sabtu (18/9/2021).

Seiring berjalannya waktu, usaha Yanti dan ibu-ibu yang dibimbingnya mulai membuahkan hasil. Ibu-ibu yang dulu gemar merumpi, kini memiliki penghasilan dari usaha tersebut.

Kesuksesan itu membuat Wanita Mandiri semakin populer. Kini anggotanya sudah bertambah menjadi 50 orang. 

Baca juga: Mengecap Manisnya Budidaya Lebah Madu di Halaman Rumah

Syarat yang harus dipenuhi para calon anggota yaitu para perempuan harus mau menempuh pendidikan paket B dan C atau setara SMP dan SMA. Persyaratan itu muncul karena mayoritas ibu-ibu yang tinggal di Desa Lampegan hanya berpendidikan Sekolah Dasar (SD).

"Kalau mereka bersedia ambil paket B atau C, saya berjanji mendampingi wirausahanya," ucap Yanti.

Aktivitas Wanita Mandiri menarik perhatian PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang. Perusahaan itu lantas memberikan bantuan berupa mesin jahit.

Dengan begitu, produktivitas ibu-ibu kian meningkat. Selama hampir 5 tahun berdiri, Wanita Mandiri telah mengikuti sekitar 30 pameran, baik nasional maupun internasional.

Belakangan, Wanita Mandiri memperluas bidang usahanya di sektor kuliner dan kerajinan tangan.

Baca juga: Dulu Lahan Rawan Kebakaran, Kini Jadi Pertanian Nanas yang Bawa Cuan

Latih Anak Punk

Di sisi lain, Yanti juga perlahan mulai mengajak anak-anak punk yang kerap nongkrong di Alun-alun Majalaya. Ajakannya tersebut ditangkap seorang anak punk bernama Ayu yang datang ke rumah Yanti dan minta diajarkan menjahit.

“Saya sangat terharu. Mereka punya harapan dan masa depan,” kata Yanti.

Kini anak punk yang dibina Yanti bertambah hingga 25 orang dan lebih dari separuhnya terbilang aktif. Mereka pun kerap berkumpul di gazebo yang dibangun atas bantuan PGE.

Yanti mempunyai program khusus membina anak punk yaitu Wani Robah. Setelah dibina kata Yanti, anak-anak punk yang kerap diidentikkan dengan anak nakal dan sulit diatur kini mulai rajin beribadah.

Awalnya, mereka enggan masuk masjid karena sebagian tubuh mereka dipenuhi tato. “Saya ingatkan mereka, tetaplah beribadah karena Tuhan akan melihat semua niat baik mereka,” ucapnya.

Baca juga: Tips Buka Usaha dengan Modal Kecil

Corporate Secretary PGE, Muhammad Baron mengatakan, pihaknya berupaya mengembangkan kapasitas kelompok yang dibina oleh Yanti.

"Caranya dengan mengadakan pelatihan pengelolaan kewirausahaan, pelatihan marketing, peningkatan kapasitas, dan mendukung promosi produk Wanita Mandiri dengan mengadakan pameran," kata Baron

PGE Area Kamojang juga mendukung kegiatan kejar paket A, B, dan C yang diadakan oleh Yayasan Pendidikan An Nur yang didirikan oleh Tjitjih (Ibunya Yanti) pada 2004. PGE bahkan ikut mendirikan bangunan sekolah untuk membantu mengurangi buta huruf, gaul dengan anak punk dan merangkul Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

Sejak tahun 2016, PGE mengembangkan program Sehati Terapi Eduplay untuk anak berkebutuhan khusus di kecamatan Ibun. Sebagai bentuk pengembangan program, PGE bersinergi dengan Yanti sebagai motivator sekaligus pendamping parenting bagi para orang tua yang memiliki ABK.

Baca juga: Mau Buka Usaha? Simak Tips dari Bos Kopi Tuku

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com