Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Vaksin Booster, Menkes: Secara Klinis Benar, tapi secara Etis Salah

Kompas.com - 18/09/2021, 12:32 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah diminta oleh sejumlah pihak untuk memberikan vaksin Covid-19 tambahan atau booster bagi masyarakat luas, seiring dengan mulai turunnya efikasi vaksin tersebut.

Merespons hal tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemberian vaksin booster kepada masyarakat luas dalam dalam waktu dekat merupakan hal yang tidak etis. Sebab, jumlah penerima vaksin Covid-19 untuk dosis pertama saja belum mencapai 50 persen dari total penduduk Indonesia.

"Booster itu bagaimana. Kalau saya bilang pakai bahasa singkat, booster is clinically right, tapi ethically wrong," kata dia dalam diskusi Wealth Wisdom Permata Bank, Sabtu (18/9/2021).

Baca juga: Mulai Disuntikkan Pada Juli 2022, Berapa Harga Vaksin Merah Putih?

Lebih lanjut Budi melaporkan, sampai dengan pertengahan September 2021, jumlah penerima vaksin Covid-19 dosis pertama baru mencapai sekitar 75 juta jiwa. Sementara target penerima vaksin Covid-19 sebanyak sekitar 200 juta jiwa.

"Artinya ada 125 juta rakyat Indonesia yang belum seberuntung kita. Dapat vaksinasi pertama saja belum. Dan vaksin itu kan jumlahnya terbatas," ujarnya.

Dengan melihat data tersebut, ia menilai pelaksanaan vaksinasi booster dalam waktu tidak  etis.

"Is it ethical untuk kita memaksa, ngotot, even mau bayar mencari sumber mengambil jatah saudara-saudara kita yang even yang belum mendapatakn, yang tidak seberuntng kita, yang lebih kaya, yang lebih mampu, yang lebih punya akses, protecting ourselves where other people die, because of it," ucap Budi.

Baca juga: Kemenkes Sebut 518 Industri Alkes Tumbuh dalam 6 Tahun Terakhir

Sebelumnya, wacana vaksin booster untuk masyarakat luas disebut akan mulai dilakukan pada tahun 2022. Rencana ini juga dipaparkan langsung oleh Budi di hadapan Komisi IX DPR, pada Senin (13/9/2021) lalu.

"Orang-orang bisa memilih vaksinnya apa, secara sama seperti beli obat di apotek, jadi ini akan kita buka pasarnya agar masyarakat bisa memilih membeli booster vaksin apa,"

Budi mengatakan, jenis vaksin Covid-19 berbayar yang bakal digunakan pada program vaksinasi booster ini ditentukan dari jenis vaksin yang sudah mendapatkan emergency use authotenticaly (EUA) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca juga: Kisah Yanti Lidiati, Lepas Jabatan Kepala HRD, Kini Latih Anak Punk

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com