Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Sebenarnya Mata Uang China, Yuan atau Renminbi?

Kompas.com - 19/09/2021, 08:06 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Bagi orang di luar China, seringkali sulit membedakan istilah antara yuan (CNY) dan renminbi (RNB). Banyak yang mengira keduanya adalah dua mata uang yang berbeda, faktanya yuan dan renminbi adalah satu hal yang sama.

Lalu apa yang membedakan penamaan yuan dan renminbi?

Dikutip dari Investopedia, RNB atau renminbi adalah penamaan mata uang resmi Republik Rakyat China (RRC), di mana RNB bertindak sebagai alat tukar resmi yang diakui negara.

Secara harfiah, arti dari renminbi adalah uang rakyat. Sementara yuan adalah sistem satuan hitung atau unit mata uang di China.

Di China, satuan hitung dan mata uang menggunakan dua istilah yang berbeda. Hal ini berbeda dengan banyak negara, di mana satuan hitung dan mata uang tetap menggunakan penamaan yang sama, seperti penamaan rupiah di Indonesia, yang dipakai sebagai nama mata uang sekaligus juga sebagai satuan hitung.

Baca juga: Berapa Jumlah BUMN di China dan Mengapa Mereka Begitu Perkasa?

Penggunaan kata yuan dan renminbi

Perbedaan istilah di China inilah yang seringkali membingungkan orang dari banyak negara lain seperti Indonesia.

Sebagai ilustrasi, saat orang China ditanya "berapa jumlah uang di dompetmu?" atau "berapa harga barang ini?", maka orang China akan menjawab 50, 100, 200, atau 500 yuan.

Sementara apabila bertanya kepada orang China, "apa nama mata uang yang digunakan di China?" mereka akan menjawab renminbi.

Sehingga ketika orang asing yang datang ke China mengatakan "barang ini harganya 100 renminbi", hal itu adalah pengucapan yang keliru. Yang benar adalah "barang ini harganya 100 yuan".

Baca juga: 22 Tahun Pisah dari RI, Mengapa Timor Leste Setia Gunakan Dollar AS?

Dengan kata lain, yuan berlaku sebagai penyebutan satuannya. Sedangkan renminbi adalah nama mata uangnya.

Yuan merupakan istilah umum dalam menyebut mata uang di China. Orang China juga menyebut yen Jepang dengan sebutan rìyuán, dollar AS disebut miyuán, dan Euro dengan istilah uyuán.

Dengan kata lain, istilah yuan sudah digunakan sejak lama, yakni sejak era dinasti-dinasti di Tiongkok. 

Sementara renminbi baru diperkenalkan sejak tahun 1949. Dikutip dari SCMP, renminbi lahir usai selesainya perang sipil di China, atau setelah Partai Komunis mengalahkan kubu nasionalis Kuomintang yang dipaksa hijrah ke Taiwan.

Baca juga: Penasaran Berapa Harga Bensin di Arab Saudi yang Kaya Minyak?

Lahirnya renminbi sebagai mata uang resmi China ditandai dengan berdirinya Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) di kota Shijiazhuang, provinsi Hebei.

Mao Zedong, sang pemimpin komunis China, memproklamirkan renminbi sebagai satu-satunya mata yang resmi berlaku di seluruh negeri.

Ilustrasi uang kertas Yuan di bank, Kredit dan debit adalah istilah yang sudah tak asing lagi dalam pembukuan atau pencatatan akuntansi. Apa itu debit dan kredit?Shutterstock.com Ilustrasi uang kertas Yuan di bank, Kredit dan debit adalah istilah yang sudah tak asing lagi dalam pembukuan atau pencatatan akuntansi. Apa itu debit dan kredit?

Dianggap curang oleh AS

Yang menarik, China adalah negara yang lebih menyukai nilai tukar mata uangnya tetap lebih rendah dibandingkan mata uang negara lain.

Dengan rendahnya nilai mata uang China, maka negara ini diuntungkan dengan gairah ekspor yang lebih tinggi. Nilai tukar saat ini, 1 dollar AS adalah setara 6,74 yuan. Sementara 1 yuan setara dengan Rp 2.205. 

Baca juga: Mao Zedong dan Pengalaman Kelam Penerapan Ekonomi Komunis China

Itu sebabnya, setiap adanya pelemahan mata uang renminbi, Amerika Serikat seringkali bersikap dengan menuduh China curang dalam berdagang dengan sengaja memperlemah mata uangnya terhadap dollar AS.

Politikus AS kerap menempelkan label manipulator kepada China lantaran renminbi telah menguat atau stabil pada setiap awal tahun.

Sebelumnya, banyak pemangku kebijakan AS, baik dari sisi Demokrat maupun Republik, serta pengusaha manufaktur yang mengeluhkan China secara sengaja melemahkan nilai mata uang mereka sehingga tercipta harga yang tidak adil di pasar internasional.

Selain itu dari tahun ke tahun, pemerintah China gencar mempromosikan penggunaan yuan atau renminbi ke berbagai negara sebagai mata uang dalam ekspor impor menggantikan dollar AS.

Baca juga: Apa Itu Komunis: Definisi, Ciri, Sistem Ekonomi, dan Contoh Negara

Hasilnya, beberapa negara memang bersedia mengganti mata uang dollar AS mereka menggunakan renminbi saat berdagang dengan China.

Tahun 2019 lalu, Indonesia sendiri sudah menggunakan renminbi lebih dari 10 persen dari total perdagangan luar negerinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com