Selain itu, pimpinan World Bank disebutkan juga beberapa kali melakukan pertemuan dengan pemimpin pemerintahan China.
Pada setiap pertemuan tersebut, perwakilan pemerintah China kerap menekankan hasil laporan EODB alangkah baiknya bila menunjukkan kinerja perekonomian yang sebenarnya.
Selain itu, Bank Dunia dalam laporan EODB 2018 dapat memastikan reformasi yang dilakukan oleh China bisa tertuang pada laporan tersebut.
Karena hasil yang ternyata tak sesuai ekspektasi, maka pejabat Bank Dunia yang terlibat dalam perumusan EODB pun melakukan pertemuan untuk perubahan metodologi pengolahan data yang mungkin untuk meningkatkan peringkat China.
Baca juga: RI Peringkat 73 Kemudahan Berusaha, Jokowi: Belum Cukup, Harus Ditingkatkan
"Termasuk di dalamnya memasukkan data dari Taiwan dan Hong Kong ke dalam data China," tulis laporan tersebut.
Tak hanya Presiden Kim saja, pejabat Bank Dunia lain, Kristalina Georgieva yang saat ini menjabat sebagai Direktur Pelaksana IMF juga disebutkan terlibat dalam skandal manipulasi data EODB ini.
Di dalam laporan itu disebutkan, Georgieva dan penasihat utama Simeon Djankov disebut telah menekan staf untuk membuat perubahan spesifik pada data China dan meningkatkan peringkatnya.
Kabarnya, karena saat itu Bank Dunia sedang mencari dukungan China untuk peningkatan modal besar.
Sementara itu, laporan WilmerHale masih belum menemukan bukti kuat terkait anggota Kantor Kepresidenan Bank Dunia atau dewan eksekutif yang terlibat dalam perubahan data dalam peringkat Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Azerbaijan.
Baca juga: Pemerintah Godok Strategi Dongkrak Kemudahan Berusaha di RI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.