Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Bitcoin Anjlok Lagi, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 20/09/2021, 20:38 WIB
Mutia Fauzia

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Harga bitcoin masih terus merosot pada perdagangan hari ini, Senin (20/9/2021).

Dilansir dari CNBC, harga bitcoin anjlok karena investor mulai mengurangi risiko karena pasar saham global yang tengah merosot.

Meski bitcoin kerap disebut sebagai aset safe haven (aset yang bisa mempertahankan atau meningkatkan nilainya ketika pasar bergejolak), namun dalam perkembangannya, harga bitcoin cenderung turun seiring dengan kian besarnya penurunan harga aset berisiko lain.

Harga bitcoin hari ini anjlok 10 persen menjadi di kisaran 42.634 dollar AS per keping atau sekitar Rp 605,40 juta (kurs Rp 14.200).

Harga aset kripto lain pun juga berguguran. Ethereum misalnya, harganya anjlok 12 persen menjadi di ksiaran 2.958 dollar AS per keping.

Baca juga: Harga Aset Kripto Anjlok Lagi, Bitcoin di Rp 648 Juta-an

Pasar saham global di sisi lain juga tengah berguguran lantaran kekhawatiran atas guncangan risiko yang disebabkan oleh pasar properti China.

Seperti diberitakan sebelumnya, raksasa properti China, Evergrande tengah terlilit utang dalam dalam jumlah yang fantastis.

Penyebab harga bitcoin anjlok lainnya yakni investor juga sedang fokus pada arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve.

Investor sedang mempertimbangkan kemungkinan The Fedd untuk mulai mengangkan kebijakan stimulus moneter dari perekonomian Negeri Paman Sam.

Bank sentral bakal memulai pertemuan bulanan mereka pada Selasa (21/9/2021) waktu setempat.

Selain itu, harga bitcoin anjlok juga disebabkan oleh ketidakpastian mengenai regulasi stablecoin (mata uang digital yang didesain agar pergerakannya tidak sebergejolak mata uang kripto lain).

New York Times beberapa waktu lalu memberitakan, Financial Stability Oversight Council atau otoritas pengawas stabilitas keuangan AS menilai, stablecoin memiliki risiko secara sistemik dan kemungkinan bakal membentuk regulasi ketat terkait hal itu.

Selain harga bitcoin dan ethereum, solana, yang beberapa waktu lalu sempat meroket dan terus mencetak rokor pun ikut serta dalam tren pelemahan kali ini.

Baca juga: Setelah El Salvador, Negara-negara ini Berminat Pakai Aset Kripto Sebagai Alat Pembayaran

Data Coinmarketcap menunjukkan, di antara 10 mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, solana adalah aset kripto dengan koreksi harga yang paling dalam.

Pada perdagangan hari ini, harga solana terkoreksi 11,58 persen menjadi di kisaran 145,33 dollar AS per keping.

Nilai tersebut setara dengan sekitar Rp 2,05 juta per keping.

Bila dibandingkan dengan harga sepekan yang lalu, Solana mengalami koreksi 7,38 persen.

Sementara, dibanding dengan rekor harga tertingginya pada 9 September lalu, yakni di kisaran 213,47 dollar AS per keping, maka harga solana hari ini telah mengalami koreksi hingga 31,8 persen.

Meski demikian, bila dibandingkan dengan harga solana di awal tahun yang baru 1,52 dollar AS per keping, harga solana hari ini masih melesat sebesar 9.439 persen.

Baca juga: Ini Beberapa Negara yang Larang Mata Uang Kripto Bitcoin Dkk

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com