TIDAK banyak yang mengetahui bahwa pada tahun 1950 Indonesia mengirim 60 anak muda berusia sekitar 20 – 22 tahun ke Amerika Serikat berlatih mengikuti pendidikan pilot. Para pemuda ini menjalani pendidikan penerbangan sipil di TALOA Academy of Aeronautic, California Amerika Serikat.
Banyak cerita menarik dari perjalanan para pemuda ini selama mengikuti pendidikan di Amerika seperti tertuang dalam buku biografi Saleh Basarah dan buku Kepak Sayap The 60 Taloans.
Minat para pemuda Indonesia untuk menjadi Pilot di tahun 1950 ternyata cukup besar. Dengan keterbatasan sarana media komunikasi saat itu, pengumuman lowongan kesempatan untuk menjadi pilot hanya dilakukan melalui surat kabar yang jumlahnya masih terbatas dan RRI (Radio Republik Indonesia).
Pengumuman dikeluarkan oleh Kementrian Pertahanan Markas Besar Angkatan Udara pertengahan bulan Juli 1950.
Baca juga: Registrasi Drone dan Pilot Drone Kini Bisa Online Lewat Sidopi
Walau sarana media terbatas, ternyata pelamar yang datang sangat banyak, yaitu mencapai ratusan jumlahnya. Jangka waktu pendaftaran hanya berlangsung 10 hari yaitu sampai dengan tanggal 15 Agustus 1950. Mereka berdatangan dari seluruh Indonesia, walau tentu saja sebagian besar berasal dari pulau Jawa. Pendaftaran dilakukan di Markas Besar Angkatan Udara yang ketika itu berlokasi di jalan Merdeka Barat Jakarta Pusat.
Diceritakan oleh Saleh Basarah dalam bukunya bahwa dari ratusan pemuda yang datang melamar akhirnya lulus 48 orang. Pada tahap akhir menjelang keberangkatan para calon pilot ini ditambah 5 perwira dan 7 kadet Angkatan Udara yang berasal dari sekolah pilot di Kalijati hingga genap menjadi 60 orang.
Tentu saja tujuh kadet itu sangat beruntung dan sama sekali tidak pernah menduga sebelumnya bahwa mereka akan pindah sekolah pilot dari Kalijati ke Kalifornia. Rombongan 60 calon pilot tersebut berangkat dari lapangan terbang Kemayoran Jakarta pada tanggal 16 November tahun 1950.
Kepala Staf Angkatan Udara Pak Soeryadarma sendiri yang mengantar keberangkatan para calon pilot yang berbaris rapi mengenakan seragam kadet penerbang AURI.
Pak Soeryadarma memperkenalkan Pak Makki Perdanaksuma sebagai pimpinan rombongan. Sebabnya adalah Pak Makki adik dari Halim Perdanakusuma yang ketika itu termasuk dalam rombongan calon pilot, sudah berstatus sebagai Perwira Angkatan Udara.
Rombongan calon pilot Indonesia berangkat ke Amerika Serikat menggunakan pesawat Douglas DC-4 United Airlines. DC-4 adalah pesawat penumpang modern pada zamannya, bermesin piston 4 buah keluaran pabrik pesawat terbang Douglas Aircraft Company.
Baca juga: Menhub Minta Pilot dan Pramugari Promosikan Keamanan Penerbangan Lewat Media Sosial
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.