Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Evergrande di China Bisa Pengaruhi Ekonomi Global?

Kompas.com - 21/09/2021, 13:25 WIB
Mutia Fauzia

Penulis

Sumber CNBC


BEIJING, KOMPAS.COM - Krisis Evergrande, yang terjadi akibat raksasa properti asal China itu mengalami masalah likuiditas, dianggap bisa berpengaruh terhadap kondisi perekonomian global.

Dilansir dari CNBC, Selasa (21/9/2021), di tengah ancaman perluasan dampak tersebut, banyak pihak menilai pemerintah China akan ikut campur dalam proses penyelesaian masalah sebelum akhirnya krisis Evergrande memberikan dampak pada sistem perbankan.

Namun demikian, yang menjadi pertanyaan kali ini adalah bagaimana dan kapan pemerintah China bakal mengendalikan situasi dan mengumumkan rencana untuk melakukan restrukturisasi terhadap Evergrande Group.

Tak sedikit pula investor yang pesimistis pemerintah China bakal melakukan penyelamatan terhadap Evergrande.

"Setiap orang mengharapkan pemerintah akan memberikan resolusi yang baik, sebab Evergrande merupakan perusahaan yang penting secara sistemik," ujar Chief Investment Officer Rockefeller Global Family Office Jimmy Chang.

Baca juga: 5 Hal Penting Soal Krisis Raksasa Properti China Evergrande

Secara keseluruhan, Evergrande memiliki kewajiban berupa utang sebesar 300 miliar dollar As atau sekitar Rp 4.260 triliun (kurs Rp 14.200).

Sampai dengan akhir pekan, total utang yang jatuh tempo diperkirakan lebih dari 100 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,4 triliun.

"Terdapat risiko penularan bila masalah Evergrande di China tidak terselesaikan. Saya pikir akan ada perusahaan pelat merah dengan kondisi keuangan yang baik yang bakal mengambil alih (Evergrande Group)," ujar dia.

Beberapa pihak menilai, krisis Evergrande tak bakal menyebabkan krisis keuangan, seperti krisis Lehman Brothers pada tahun 2008 lalu.

Namun, risiko Evergrande bakal menyebabkan gejolak baru di perekonomian sangat mungkin terjadi.

Chang menilai, pemerintah China perlu bertindak cepat karena krisis Evergrande telah berdampak pada sentimen, setelah sebelumnya tak dianggap sebagai masalah oleh investor di pasar global.

Baca juga: Raksasa Properti China Terlilit Utang Rp 4.000 Triliun, Kok Bisa?

"Ramalan (mengenai dampak Evergrande ke pasar global) bisa saja terjadi. Masalah likuiditas ini, real estate adalah bisnis yang sangat penting bagi ekonomi China serta kemampuan keuangan di banyak keluarga China. Kepemilikan rumah di China lebih dari 90 persen," ujar Chang.

"Banyak orang di China membeli apartemen sebagai investasi, sehingga bila ini tak segera diatasi akan memberikan mimpi buruk," ujar dia.

Fakta bahwa ekonomi China begitu besar membuat krisis akibat permasalahan likuiditas yang dialami Evergrande sangat mungkin berdampak pada perekonomian dunia.

"Bila China memiliki masalah serius yang diakibatkan oleh Evergrande, maka seluruh dunia akan terkena dampaknya," ujar Chang.

Baca juga: Ada Virus Corona Varian Delta, Pemulihan Ekonomi China Tersendat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Whats New
Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Whats New
Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Whats New
Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Whats New
Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, KemenKopUKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, KemenKopUKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Whats New
Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Whats New
Nasabah Bank Jago Bertambah 3 Juta Setiap Tahun

Nasabah Bank Jago Bertambah 3 Juta Setiap Tahun

Whats New
RUPST MPXL Sepakati Pembagian Dividen dan Tambah Komisaris

RUPST MPXL Sepakati Pembagian Dividen dan Tambah Komisaris

Whats New
KAI Properti Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Cek Posisi dan Syaratnya

KAI Properti Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com