Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/09/2021, 18:53 WIB
Ade Miranti Karunia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa Indonesia sudah berubah dan memberi berbagai kemudahan investor berinvestasi di RI.

Salah satunya penerapan kemudahan berusaha secara daring melalui online single submisision (OSS) yang baru saja diluncurkan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada 9 Agustus 2021.

Hal lain yang juga menjadi indikator perubahan tersebut adalah penerbitan Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020, tentang Cipta Kerja.

Baca juga: Investasi Ratusan Triliun Rupiah untuk Mobil Listrik Akan Datang ke Indonesia

"Memberikan kemudahan, menyampaikan transparansi dan efisiensi. Undang-undang Cipta Kerja yang merupakan satu tindakan revolusioner terhadap perform undang-undang untuk bagaimana bisa memudahkan dunia usaha telah kita implementasikan," ujarnya secara virtual, Selasa (21/9/2021).

"Terakhir kemarin, kita meluncurkan online single submission (OSS). OSS ini adalah sebuah strategi yang dilakukan pemerintah mendorong kemudahan, percepatan dalam dunia usaha sekaligus menghindari praktik-praktik efisiensi. Kita Indonesia, sudah berubah," sambung Bahlil.

Pemerintah menargetkan perolehan investasi sebesar Rp 900 triliun dan sudah terealisasi sebesar 49,6 persen.

"Dari 49,6 persen tersebut, foreign direct investment 50,5 persen. Artinya, trust dunia kepada Indonesia perlahan-lahan mulai ada perbaikan," klaim dia.

Perolehan terbesar investasi asing secara langsung tersebut, kata Bahlil, berasal dari Swiss serta Belanda. 

"Itu bisa kita lihat pada kuartal pertama, Swiss masuk pada lima besar negara yang melakukan investasi di Indonesia, dan pada kuartal kedua, Belanda masuk berada urutan ketiga negara yang melakukan investasi di Indonesia. Ini sebuah kabar yang menggembirakan, sudah barang tentu kami dari dalam negeri selalu berupaya untuk melakukan pembenahan dalam konteks memberikan kepastian bagi investor," ujarnya.

Baca juga: Menteri Investasi: Negara Tetangga Tak Ingin RI Jadi Produsen Baterai Mobil Listrik

Ditambah lagi, kata dia, Indonesia kini sedang gencar menarik investasi untuk mengembangkan kendaraan listrik. Alasannya, RI memiliki sumber daya alam yang dibutuhkan oleh kendaraan listrik tersebut, yakni nikel, kobalt, dan smelter.

Dia juga mengatakan, perusahaan Hyundai Motor Group dengan LG Energy Solution mulai membangun konstruksi pabrik baterai mobil listrik di Karawang, Jawa Barat pada 15 September tadi, dengan nilai investasi 1,1 miliar dollar Amerika Serikat (AS).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com