Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Bergerak di Zona Hijau pada Awal Perdagangan

Kompas.com - 22/09/2021, 09:30 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak pada zona hijau di awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (22/9/2021). Sementara itu rupiah mata justru melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.09 WIB, IHSG berada pada level 6.081,46 atau naik 20,7 poin (0,34 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.060,75.

Sebanyak 236 saham melaju di zona hijau dan 124 saham di zona merah. Sedangkan 186 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 985,3 miliar dengan volume 1,6 miliar saham.

Pagi ini bursa saham Asia merah dengan penurunan Nikkei 0,12 persen, Strait Times 0,37 persen, dan Shanghai Komposit 0,57 persen.

Baca juga: Rincian Harga Emas Antam Hari Ini Mulai dari 0,5 Gram hingga 1 Kg

Sementara itu, Wall Street ditutup mayoritas merah dengan penurunan indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) 0,15 persen, dan indeks S&P 500 0,08 persen. Sementara indeks acuan saham teknologi AS, Nasdaq menguat 0,22 persen.

Sebelumnya, Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper mengatakan, secara teknikal pergerakan IHSG telah mencapai area oversold sehingga ada potensi rebound jangka pendek.

“IHSG diprediksi menguat. Namun penguatan diperkirakan hanya bersifat sementara. Pergerakan pasar saham masih dibayangi kekhawatiran akibat rencana Tapering The Fed serta kekhawatiran dari kasus Evergrande yang mengalami gagal bayar,” ujar Dennies dalam rekomendasinya.

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir Bloomberg, pukul 09.01 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.240 per dollar AS, atau turun 2 poin (0,02 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 14.238 per dollar AS.

Baca juga: Ini 3 Skema Bisnis Pengisian Daya Kendaraan Listrik

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terdorong sentimen krisis utang perusahaan properti raksasa China Evergrande dan hasil meeting the Fed yang akan dirilis dini hari nanti.

Di sisi lain, rupiah masih berpotensi menguat hari ini didorong sentimen penguatan mata uang regional. PPKM yang lebih longgar akan mendukung pemulihan ekonomi juga bisa membantu penguatan rupiah.

"Sentimen Evergrande dan hasil meeting the Fed bisa menahan penguatan rupiah. Namun, rupiah mungkin bisa menguat lagi hari ini mengikuti penguatan nilai tukar regional dan utama terhadap dollar AS," jelas Ariston kepada Kompas.com.

Ariston memproyeksikan hari ini rupiah bisa bergerak pada kisaran Rp 14.200 per dollar AS hingga Rp 14.260 per dollar AS.

Baca juga: Pemerintah Akan Batasi Penangkapan Ikan di Laut Pakai Sistem Kuota

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketentuan Cuti Melahirkan ASN akan Diperbarui, Termasuk bagi ASN Pria

Ketentuan Cuti Melahirkan ASN akan Diperbarui, Termasuk bagi ASN Pria

Whats New
THR Lebaran 2024: Cara Menghitung, Kriteria Penerima, hingga Sanksi

THR Lebaran 2024: Cara Menghitung, Kriteria Penerima, hingga Sanksi

Work Smart
Memburu Penerimaan Negara Tanpa Menaikkan PPN

Memburu Penerimaan Negara Tanpa Menaikkan PPN

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 Maret 2024

Spend Smart
Info Pangan 19 Maret 2024: Beras Masih Mahal, Harga Telur Naik Tembus Rp 34.000

Info Pangan 19 Maret 2024: Beras Masih Mahal, Harga Telur Naik Tembus Rp 34.000

Whats New
Investor Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Dunia Naik

Investor Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Dunia Naik

Whats New
IHSG Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Whats New
Menanti Kebijakan The Fed, Wall Street Hijau

Menanti Kebijakan The Fed, Wall Street Hijau

Whats New
Percepat Revisi PP 96/2021, Indonesia Incar Kempit 61 Persen Saham Freeport

Percepat Revisi PP 96/2021, Indonesia Incar Kempit 61 Persen Saham Freeport

Whats New
Manajemen: BCA Mobile dan myBCA Akan Berjalan Bersamaan dalam Jangka Waktu Panjang

Manajemen: BCA Mobile dan myBCA Akan Berjalan Bersamaan dalam Jangka Waktu Panjang

Whats New
Perbedaan Inflasi dan Deflasi serta Untung Ruginya bagi Ekonomi

Perbedaan Inflasi dan Deflasi serta Untung Ruginya bagi Ekonomi

Whats New
Ini 4 Perusahaan Terindikasi 'Fraud' Rp 2,5 Triliun yang Diungkap oleh Sri Mulyani

Ini 4 Perusahaan Terindikasi "Fraud" Rp 2,5 Triliun yang Diungkap oleh Sri Mulyani

Whats New
[POPULER MONEY] Polemik Kenaikan PPN 12 Persen | Sri Mulyani Laporkan Dugaan 'Fraud' 4 Debitor LPEI

[POPULER MONEY] Polemik Kenaikan PPN 12 Persen | Sri Mulyani Laporkan Dugaan "Fraud" 4 Debitor LPEI

Whats New
Bos Bulog: Harga Beras Akan Sulit Kembali ke Titik Semula Seperti Setahun Lalu...

Bos Bulog: Harga Beras Akan Sulit Kembali ke Titik Semula Seperti Setahun Lalu...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com