Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementan dan Kemendag Beda Pendapat soal Penyebab Kenaikan Harga Jagung

Kompas.com - 22/09/2021, 12:22 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) beda pendapat soal penyebab kenaikan harga jagung.

Seperti diketahui, harga jagung untuk komoditas pakan hewan ternak menjadi sorotan publik menyusul adanya peternak yang mengeluhkan tinggi harga jagung ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Presiden Jokowi pun langsung menugaskan Kementan) dan Kemendag untuk menyediakan jagung sebanyak 30.000 ton dengan harga Rp 4.500 per kilogram.

Soal penyebab kenaikan harga jagung tersebut, Kementan dan Kemendag ternyata beda pendapat.

Baca juga: Bantah Pernyataan Menteri Perdagangan, Kementan Buka-bukaan Soal Stok Jagung

Kementan

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi mengatakan, penyebab tingginya harga jagung lantaran adanya disparitas harga antara Harga Acuan Pembelian (HAP) dari Kemendag dengan harga yang ada di pasaran.

Menurutnya, perlu penyesuaian antara pengusaha pakan dengan peternak.

"Sebenarnya permasalahan utama adalah bagaimana menyinkronkan persoalan antara pengusaha pakan baik besar maupun kecil, terhadap peternak-peternak rumahan yang memang dalam hal ini sangat dirugikan," ujarnya dalam rapat kerja dengan komisi IV DPR RI, Senin (20/9/2021).

Ia mengatakan pasokan jagung mencukupi hingga akhir tahun. Namun Wamentan mengakui diperlukan upaya untuk bisa membuat harga di lapangan menjadi stabil dan kondusif.

Baca juga: Pemerintah Klaim Jagung Melimpah, Kenapa Langka dan Mahal?

Kemendag

Sementara itu, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan kenaikan harga jagung disebabkan karena stok jagung tidak ada. Hal itu membuat pasokan jagung terganggu.

Menurut Mendag, harga jagung tidak akan melambung jika masih ada stok 2,3 juta ton jagung.

"Masalah harga jagung, kalau kita tidak punya sekarang 2,3 juta ton jagung, mungkin tidak harganya naik meroket seperti itu? Jadi kalau ada barangnya, sekarang kita jangan bicara jutaan, bicara 7.000 saja tidak ada untuk kebutuhan 1 bulan di Blitar," kata Lutfi dalam Rapat Kerja Bersama Komisi VI DPR RI, Selasa (21/9/2021).

Lutfi mengaku pihaknya sudah memperkirakan ada kenaikan harga jagung. Mendag juga mengatakan Kemendag sudah memberi tahu Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sejak Maret agar mewaspadai kenaikan harga jagung.

Lutfi mengatakan Kemendag siap menggelontorkan anggaran subsidi agar pelaku usaha bisa mendapatkan jagung sesuai dengan harga acuan untuk mengantisipasi tekanan yang lebih besar bagi usaha peternakan ayam petelur. Namun, dia tidak memungkiri ada kendala dari ketersediaan barang.

“Ini masalah supply and demand. Saya sejak awal sudah prediksi harga kedelai akan tinggi, tetapi barang ada. Ada goncangan sedikit, saya umumkan harga tahu akan jadi Rp 15.000 per kg. Jadi kita bekerja bersama. Sekarang kalau barang tidak ada, harga naik, mau cari ke mana barangnya?," kata Lutfi.

Baca juga: Saat Peternak Ayam Tagih Janji Jokowi soal Swasembada Jagung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com