Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laporkan Aktivis ke Polisi, Luhut: Tak Elok Rasanya Mengkritik tetapi Tidak Bicara Langsung

Kompas.com - 22/09/2021, 15:40 WIB
Ade Miranti Karunia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, meski di lingkungan kerja dirinya merupakan yang tertua, tetapj tidak menutup diri dari kritikan.

Tak jarang Luhut kerap berdebat dengan para staf-staf yang mendampinginya kebanyakan berusia milenial.

Ungkapan tersebut ia toreh melalui tulisan yang diunggah melalui sosial media Instagram dan Facebook miliknya.

Baca juga: 4 Fakta Laporan Luhut Binsar Pandjaitan terhadap Fatia dari Kontras dan Haris Azhar

Luhut dituding oleh aktivis Haris Azhar dan Fatia yang menyatakan bahwa ia ikut "bermain" dalam bisnis tambang di Intan Jaya, Papua.

"Seringkali kritik itu juga datang dari orang yang saya kenal dekat, saya sering katakan bahwa jika ingin mengkritik, mari kita duduk bersama dan berdialog. Tak elok rasanya ketika kita ingin mengkritik, tetapi kita tidak berbicara langsung kepada yang kita tuju. Alih-alih meminta klarifikasi, malah membicarakan hal yang belum juga jelas dan benar faktanya," isi curhatan Luhut tersebut secara tertulis, Rabu (22/9/2021).

Ia pun menyatakan, tidak pernah mempermasalahkan pendapat orang lain. Karena menurutnya, Indonesia merupakan negara demokrasi yang bebas berpendapat.

"Tetapi kita harus ingat bahwa kebebasan berpendapat dan berekspresi haruslah disertai etika dan bertanggung jawab," kata Luhut.

Baca juga: Pembatasan Pintu Masuk ke Indonesia, Luhut: Kita Tidak Ingin Lagi Kecolongan...

Hari ini, Luhut mengambil keputusan untuk mengajukan tuntutan hukum kepada kedua aktivis NGO tersebut ke Kepolisian atas pencemaran nama baik.

Keputusan ini ia lakukan setelah melalui pertimbangan disertai pernah mengajukan somasi sebanyak dua kali kepada aktivis tersebut untuk meminta maaf.

Somasi yang dilakukan oleh Luhut tak digubris oleh Haris dan Fatia. Maka dari itu Luhut mengambil tindakan untuk melaporkan.

"Bersikaplah ksatria dengan meminta maaf ketika kita merasa melakukan kesalahan baik itu lewat perbuatan maupun perkataan. Karena meminta maaf tidak lantas membuat kita menjadi rendah, dan memberi maaf tidak lantas membuat kita terlihat lemah," ujar dia.

Sebagai informasi, Luhut melaporkan aktivis Haris Azhar dan Koordinator Kontras, Fatia Maulidiyanti, ke Polda Metro Jaya, Rabu (22/9/2021).

Baca juga: Tangani Banjir Rob di Jakarta, Luhut Usulkan Rawat Taman Konservasi Suaka Margasatwa

Pelaporan yang dibuat Luhut itu berkaitan dengan pencemaran nama baik.

"Saya melaporkan pencemaran nama baik saya dengan polisi. Haris Azhar dan Fatia (yang dilaporkan)," ujar Luhut kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya.

Luhut melaporkan Haris dan Fatia karena menyinggung nama baiknya dan keluarga.

"Sudah keterlaluan karena dua kali saya sudah minta (untuk) minta maaf, tidak mau minta maaf, sekarang kita ambil jalur hukum. Jadi saya pidanakan dan perdatakan," kata Luhut.

Sebelumnya Luhut dan tim pengacara berencana melaporkan Haris dan Fatia karena percakapan keduanya di kanal YouTube.

Baca juga: Temui Luhut, Perusahaan Teknologi G42 Jajaki Kerja Sama Investasi

Keduanya menyebut Luhut "bermain" dalam bisnis tambang di Intan Jaya Papua.

Luhut dan tim pengacaranya sebelumnya sudah dua kali melayangkan somasi kepada Haris dan Fatia. Dalam somasi tersebut, Luhut menuntut permintaan maaf yang ditayangkan di akun YouTube Haris.

Kuasa Hukum Fatia, Julius Ibrani, mengatakan, dua somasi yang dilayangkan Luhut telah dijawab kliennya.

Kata "bermain", lanjut Julius, merupakan cara Fatia untuk menjelaskan secara sederhana kajian yang dibuat Kontras dan sejumlah LSM soal kepemilikan tambang di Intan Jaya Papua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com