Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Bergerak di Zona Hijau Pagi Ini, Rupiah Melemah

Kompas.com - 24/09/2021, 09:39 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak pada zona hijau di awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (24/9/2021). Berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.09 WIB, IHSG berada pada level 6.150,77 atau naik 8,06 poin (0,13 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.142,71.

Sebanyak 221 saham melaju di zona hijau dan 159 saham di zona merah. Sedangkan 178 saham lainnya stagnan.

Baca juga: Proyeksi IHSG di Akhir Pekan dan Rekomendasi Saham Hari Ini

Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,42 triliun dengan volume 1,63 miliar saham.

Pagi ini, bursa saham asia mayoritas merah dengan penurunan Hang Seng Hong Kong 0,49 persen, Strait Times naik 0,19 persen, dan Shanghai Komposit 0,2 persen. Sementara itu Nikkei menguat 1,7 persen.

Wall Street pagi ini ditutup hijau dengan kenaikan indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) 1,48 persen, indeks S&P 500 1,21 persen, dan indeks acuan saham teknologi AS, Nasdaq 1,04 persen.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, IHSG berpotensi melanjutkan penguatan terbatas pada area resistance 6.172.

Namun, investor perlu waspada dengan aksi profit taking di akhir pekan.

Baca juga: Pemegang Saham Setujui Rencana Stock Split BCA

"Hari ini IHSG berpotensi bergerak mixed cenderung menguat dalam range 6.000 - 6.172. Waspadai aksi profit taking karena pergerakan masih sideways," kata William dalam rekomendasinya.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah.

Melansir Bloomberg, pukul 09.05 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.252 per dollar AS, atau turun 10 poin (0,07 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 14.242 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, meskipun melemah di pagi hari, rupiah masih berpeluang bergerak menguat karena penguatan nilai tukar mata uang regional menguat terhadap dollar AS.

"Nilai tukar rupiah berpeluang menguat hari ini dengan menguatnya minat pasar terhadap risiko sejak kemarin. Perbaikan sentimen minat pasar terhadap risiko ini disebabkan oleh tindakan Bank Sentral China yang menyuntikan dana ke sistem perbankan untuk meningkatkan likuiditas di tengah krisis utang perushaaan properti Evergrande," kata Ariston kepada Kompas.com.

Baca juga: Belum Lama Melantai di BEI, Saham Bukalapak Masuk LQ45

Ariston bilang, Evergrande juga menyatakan masih berusaha untuk membayar kewajibannya. Meskipun persoalan utang ini belum selesai, tapi untuk sementara, kekhawatiran pasar mereda.

Ariston memproyeksikan hari ini rupiah bisa bergerak menguat pada kisaran Rp 14.220 per dollar AS hingga Rp 14.200 per dollar AS, dengan potensi resistance di kisaran Rp 14.260 per dollar AS.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com