Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Kartu Prakerja Diklaim Beri Dampak Positif ke Masyarakat

Kompas.com - 24/09/2021, 13:55 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mengatakan, program Kartu Prakerja memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat, khususnya di tengah situasi sulit akibat pandemi Covid-19.

Menurut Puspa, tujuan utama program Kartu Prakerja adalah memberikan pelatihan untuk peningkatkan kompetensi. Hal ini ia sampaikan dalam Dialog Produktif Kabar Kamis Forum Merdeka Barat 9 Komite Penanganan Covid dan Pemulihan Ekonomi Nasional.

"Namun, jika ada peserta yang juga mengharapkan insentifnya, tentu saja itu manusiawi, mengingat kondisi pandemi yang menyulitkan banyak orang. Sebagai upaya pendampingan, kami terus memberikan edukasi, sosialisasi, juga rekomendasi pekerjaan, sesuai keterampilan yang didapatkan peserta saat mengikuti pelatihan," ujarnya melalui siaran pers, Jumat (24/9/2021).

Baca juga: Tren Belanja Online Naik Saat PPKM, Layanan GoSend Instant Tumbuh 40 Persen

Ia mengatakan program Kartu Prakerja telah memasuki gelombang ke-21 dan menjangkau lebih dari 11,4 juta penerima manfaat di 514 kabupaten dan kota seluruh Indonesia. Ia menyebut pihaknya telah menerima sekitar 75 juta pendaftar Kartu Prakerja.

Kartu Prakerja adalah program pengembangan kompetensi kerja dan kewirausahaan, diwujudkan dalam bentuk pelatihan yang berlangsung daring di masa pandemi, di samping bantuan sosial tunai.

Program ini ditujukan bagi pencari kerja, pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), atau pekerja yang membutuhkan peningkatan kompetensi, termasuk pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Kartu Prakerja diklaim terbukti efektif menjalankan fungsi sebagai program peningkatan keterampilan angkatan kerja Indonesia. Namun program ini tak bisa berjalan sendirian dalam mewujudkan visi Sumberdaya Manusia Unggul Menuju Indonesia Maju 2045.

Baca juga: Jubir: Pak Luhut Orangnya Sangat Terbuka, kalau Cuma Minta Klarifikasi Pasti Dijabanin

Pengamat ekonomi dari Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy Manilet menilai pemerintah juga harus mempersiapkan strategi untuk penciptaan lapangan kerja lebih luas, termasuk dengan mengundang investasi lebih besar ke dalam negari.

Rendy menyebut bahwa Kartu Prakerja merupakan progam unik, yang awalnya didesain bukan untuk pandemi, melainkan dalam visi peningkatan kualitas sumberdaya manusia.

Saat ini, Kartu Prakerja telah menjadi bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) klaster perlindungan sosial dan menyediakan pilihan kelas pelatihan yang sangat beragam sehingga dinilai inklusif.

Menurut dia, Kartu Prakerja bisa menjadi bantalan sementara di masa pandemi karena peserta mendapatkan pelatihan kompetensi serta insentif yang dapat meningkatkan daya beli.

"Berkat pandemi, masyarakat jadi tahu tentang keberadaan Kartu Prakerja untuk peningkatan keterampilan. Program ini sangat berpotensi menjadi acuan dan pilar pengembangan sumber daya manusia di Indonesia, serta menjadi sarana inkubasi mendukung upaya pemerintah dalam mencetak wirausaha," kata dia.

Baca juga: Obligor BLBI Suyanto Gondokusumo Mangkir 2 Kali, Kuasa Hukum: Panggilannya Tak Sampai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com