Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Investasi Jangka Pendek, Menengah, dan Panjang

Kompas.com - 25/09/2021, 12:30 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

KOMPAS.com - Dalam dunia investasi, selain profil risiko, harus paham juga dengan jangka waktu investasi. Lama atau sebentarnya kegiatan penanaman modal yang memengaruhi hasil atau keuntungan.

Semakin lama uang diinvestasikan, maka keuntungan yang diperoleh akan semakin besar. Tak heran bila investor sejati lebih senang investasi jangka panjang.

Contoh suksesnya adalah Lo Kheng Hong. Warren Buffett-nya Indonesia ini pernah berkisah mendulang cuan 5.900 persen dari saham PT United Tractor Tbk (UNTR).

Baca juga: Ini Cara Melaporkan Investasi Bodong Secara Online

Saham anak usaha PT Astra International Tbk itu, ia beli pada tahun 1998 ketika harganya Rp 250 per lembar. Kemudian ia simpan dan dibiarkan ‘tidur’ selama enam tahun. Lalu menjualnya di harga Rp 15.000 per lembar.

Jenis Investasi Berdasarkan Waktunya

Jangka waktu investasi dibedakan menjadi tiga jenis, yakni investasi jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Berikut penjelasannya, seperti dikutip dari Cermati.com.

1. Investasi jangka pendek

Seperti namanya, investasi ini dilakukan dalam jangka waktu singkat, kurang dari satu tahun. Biasanya tujuan investasi jangka pendek, di antaranya menikah, liburan, maupun dana darurat.

Untuk investasi jangka pendek, sebaiknya taruh uang di instrumen yang lebih rendah risikonya, seperti deposito, reksadana pasar uang, Obligasi Negara Ritel (ORI), Savings Bond Ritel (SBR), dan peer to peer lending.

Tetapi yang perlu diingat, investasi di instrumen minim risiko sebanding dengan tingkat risikonya yang kecil. Contohnya rata-rata keuntungan reksadana pasar uang sekitar empat sampai enam persen per tahun.

Sementara deposito menawarkan tingkat bunga berkisar dua sampai enam persen per tahun, tergantung tenor dan nilai simpanan.

2. Investasi jangka menengah

Investasi jangka menengah adalah jangka waktu investasi dari satu tahun hingga lima tahun. Tujuan investasi umumnya untuk melanjutkan pendidikan, mempersiapkan DP rumah, dan lainnya.

Instrumen investasi yang tepat untuk jangka waktu ini, seperti ORI, sukuk ritel (sukri), reksadana pendapatan tetap, dan reksadana campuran. Investasi jangka menengah sangat cocok untuk kamu dengan profil risiko konservatif dan moderat.

Keuntungan atau tingkat imbal hasil reksadana pendapatan tetap dan campuran lebih tinggi dibanding reksadana pasar uang. Sedangkan kupon ORI dan sukri biasanya melebihi bunga deposito bank.

3. Investasi jangka panjang

Investasi jangka panjang memiliki waktu lebih lama, yakni lebih dari lima tahun. Sangat cocok buat kamu yang memiliki tujuan keuangan masa depan, seperti membeli rumah, biaya pendidikan anak, dana pensiun, dan lainnya.

Kamu dapat menempatkan dana di instrumen investasi yang pas untuk mencapai tujuan tersebut dengan keuntungan lebih besar, seperti saham, reksadana saham, maupun emas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com