Ia menambahkan, keluhan mengenai stok dan harga jagung yang mahal muncul dari peternak mandiri karena memberatkan usaha mereka.
Pada umumnya peternak mandiri tidak memiliki stok jagung yang cukup karena keterbatasan modal dan fasilitas gudang, sehingga pada saat panen jagung berlimpah, di mana harga jagung lebih murah.
Baca juga: Kementan Klaim Jagung Melimpah Ruah, Kenapa Mahal di Lapangan?
Alhasil para peternak mandiri tersebut tidak dapat memanfaat momentum di masa panen dengan membeli jagung dalam jumlah besar sebagai stok untuk memenuhi kebutuhan jagung pakannya.
Berbeda hal dengan pabrik pakan yang memiliki sarana pengeringan dan penyimpanan berkapasitas besar, serta modal yang kuat.
Pada pertengahan tahun sampai akhir tahun, panen jagung tidak sebesar periode semester pertama, dan harga jagung pada semester kedua lebih tinggi dibandingkan pada semester pertama, kondisi inilah yang selalu dihadapi peternak mandiri.
"Selain itu, peternak mandiri mendapatkan jagung tidak langsung dari petani jagung, tetapi dari pengepul atau pengecer, yang tentunya harganya jauh lebih tinggi dibandingkan membeli langsung dari petani jagung," jelas Risfaheri.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.