Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dollar AS Perkasa, Harga Emas Jatuh ke Level Terendah 7 Minggu

Kompas.com - 30/09/2021, 07:07 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber Antara

NEW YORK, KOMPAS.com - Emas kembali turun pada akhir perdagangan Rabu (29/9/2021) waktu setempat (Kamis pagi WIB).

Logam mulia ini jatuh ke level terendah dalam tujuh minggu tertekan oleh penguatan dollar AS dan ekspektasi bawa Federal Reserve AS dapat segera mulai mengurangi langkah-langkah dukungan ekonominya.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, turun 14,6 dollar AS atau 0,84 persen ditutup pada 1.722,90 dollar AS per ounce.

Baca juga: Harga Emas Hari Ini di Pegadaian, dari 0,5 Gram hingga 1 Kg

Sehari sebelumnya, Selasa (28/9/2021), emas berjangka juga melemah 0,83 persen menjadi 1.737,50 dolar AS.

Penguatan dollar AS membuat logam mulia ini lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

"(Jika) pasar saham menjadi tidak stabil lagi, emas dapat melihat permintaan safe-haven yang lebih baik memasuki bulan Oktober yang penuh gejolak secara historis," kata kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.

Dollar AS, safe haven alternatif, menguat ke level tertinggi satu tahun terhadap mata uang saingannya, meskipun kebuntuan di Washington atas plafon utang AS mengancam akan menjerumuskan pemerintah ke dalam penutupan.

"Jika pemerintah mulai ditutup, itu bisa mengangkat emas dan perak karena daya tarik safe-haven mereka," sebut Wyckoff.

Sementara Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 98,2 sen atau 4,37 persen, menjadi 21,485 dollar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 14,9 dollar AS atau 1,55 persen ditutup pada 947 dollar AS per ounce.

Dollar AS perkasa

Dollar AS melonjak ke level tertinggi satu tahun terhadap mata uang utama dunia lainnya.

Indeks dollar - yang mengukur mata uang AS terhadap sekeranjang enam mata uang utama saingannya - naik untuk hari keempat berturut-turut, menjadi 94,435, tertinggi sejak akhir September tahun lalu. Indeks terakhir naik 0,7 persen pada 94,404.

Penguatan greenback ini didorong meningkatnya ekspektasi pengurangan pembelian aset atau tapering Federal Reserve AS akan dimulai November dan kenaikan suku bunga mungkin pada akhir 2022.

Kenaikan dollar AS ini di tengah kebuntuan di Washington atas plafon utang AS yang mengancam akan menjerumuskan pemerintah ke dalam penutupan.

Baca juga: AS Terancam Sulit Bayar Utang Rp 400.000 Triliun, Sri Mulyani Ikut Waswas

Mata uang cadangan terbesar di dunia, yang dilihat sebagai tempat aman pada saat pasar tertekan, telah menguat dalam beberapa hari terakhir karena investor malah fokus pada kekhawatiran perlambatan global, kenaikan harga energi dan imbal hasil obligasi pemerintah AS yang lebih tinggi.

Pedagang juga khawatir bahwa The Fed akan mulai menarik dukungan kebijakan saat pertumbuhan global melambat.

"Fed telah mengisyaratkan percepatan memulai normalisasi kebijakan moneter," Kit Juckes, ahli strategi makro di Societe Generale, menulis dalam catatan penelitian terbarunya.

“Ketika AS lolos dari tingkat suku bunga kisaran nol, meninggalkan zona euro dan Jepang, kelebihan tabungan global akan ditarik ke arah dollar, yang dapat mengungguli sebagian besar mata uang lainnya di tahun mendatang, dan mungkin memulai pergerakannya lebih awal dari yang kami perkirakan," tambah Juckes.

Erik Nelson, ahli strategi makro di Wells Fargo di New York, memperkirakan kenaikan lebih lanjut 2,0 persen hingga 3,0 persen dalam indeks dollar.

Baca juga: Turun Rp 5.000, Simak Rincian Harga Emas Antam Hari Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com