Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanpa Disadari, Program Ini Buat Negara Berpendapatan Menengah ke Bawah Utang ke China Rp 5.486 Triliun

Kompas.com - 01/10/2021, 05:06 WIB
Rully R. Ramli,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah hasil studi menunjukkan, China selama satu dekade lebih telah menyalurkan bantuan dengan jumlah signifikan kepada berbagai negara berependapatan menengah ke bawah.

Bahkan, bantuan tersebut jumlahnya jauh lebih besar ketimbang yang dilakukan oleh Amerika Serikat atau negara-negara Eropa.

Lembaga studi AidData mencatat, selama 18 tahun, Negeri Tirai Bambu itu telah menyalurkan pinjaman atau hibah untuk 13.427 proyek, yang disalurkan kepada sekitar 165 negara, dengan nilai mencapai 843 miliar dollar AS atau setara sekitar Rp 12.012 triliun (asumsi kurs Rp 14.250 per dollar AS).

Baca juga: 5 Negara yang Tenggelam dalam Utang Terbesar pada 2021

Sebagian besar bantuan tersebut disalurkan dalam program ambisius Xi Jinping, Belt and Road Initiative (BRI).

Program yang dimulai pada 2013 itu dilakukan untuk membantu negara berpendapatan menengah ke bawah membangun infrastruktur, berkaitan dengan jalur global perdagangan baru.

Namun, hasil studi AidData menunjukan, tanpa disadari program tersebut justru membuat negara-negara penerima bantuan berhutang ke China, dengan total nilai sebesar 382 miliar dollar AS atau setara Rp 5.486 triliun.

Selama beberapa tahun terakhir, bantuan terkait program BRI terus mengalami pertumbuhan. Namun, alih-alih seperti hibah, sebagian besar bantuan justru dalam bentuk utang.

Selain itu, perjanjian pembiayaan yang ditawarkan China juga dinilai rancu, sehingga membuat sejumlah negara kebingungan terkait bantuan yang diberikan.

Baca juga: JPMorgan Siap-siap Hadapi Risiko Gagal Bayar Utang Pemerintah AS

"Hampir sekitar 70 persen pinjaman internasional China sekarang disalurkan langsung ke perusahaan negara, bank negara, perusahaan khusus negara, joint ventures, dan perusahaan swasta," tulis hasil studi tersebut, dikutip dari CNBC, Jumat (1/10/2021).

Dengan demikian, utang tersebut tidak masuk ke dalam daftar utang pemerintah negara. Namun, sebagian utang dijamin oleh negara, sehingga membuat adanya kerancuan terkait penggolongan jenis utang.

Hasil studi yang sama mengklaim, saat ini terdapat 42 negara yang memiliki utang ke China dengan rasio 10 persen lebih besar dari produk domestik bruto (PDB) mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Whats New
IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com