Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Investasi Bodong, Ingat 2R dan 2L

Kompas.com - 04/10/2021, 13:01 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 membuat sebagian masyarakat khususnya anak muda menyisihkan dana untuk mulai terjun ke dunia investasi.

Tercatat, pertumbuhan investor milenial baru semakin tinggi. Di instrumen obligasi negara ritel seri 19 atau ORI019 saja, investor milenial yang berpartisipasi mencapai 37,5 persen dari total investor. Dominasi serupa juga terjadi di instrumen SBR010 mencapai 46,1 persen.

Terlepas dari pertumbuhan investor baru, tak jarang dari mereka hanya ikut-ikutan semata (fear of missing out/FOMO) dan akhirnya terjebak investasi bodong.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan, Luky Alfirman mengatakan, calon investor setidaknya perlu mengingat 2 hal sebelum berinvestasi. Dua hal tersebut adalah 2R dan 2L.

"Selalu ingat return dan risk (2R) dan legal and logic (2L)," ujar Luky dalam Launching ORI020 secara virtual, Senin (4/10/2021).

Baca juga: Pandora Papers Ungkap Skandal Pajak Pemimpin Dunia, Ada Siapa Saja?

1. Return and risk

Pada aspek ini perlu diingat, setiap imbal hasil (return) yang tinggi juga memiliki risiko (risk) yang tinggi.

Calon investor jangan sampai tergiur dengan produk investasi yang return-nya tinggi tanpa memahami risiko. Sangat penting bagi investor untuk mengerti risiko dari instrumen yang dipilih.

"Jangan silau dengan janji keuntungan yang ditawarkan yang sifatnya tidak pasti," beber dia

2. Legal and logic

Legal artinya adalah memastikan legalitas dari produk yang dipilih untuk menaruh dana di instrumen tersebut. Legal maksudnya adalah sudah terdaftar secara resmi.

Sementara logis adalah mengetahui proses bisnis tersebut hingga bisa memberikan keuntungan bagi para investor.

"Jangan sampai kita serakah, maka kita tidak peduli logis tidaknya investasi yang ditawarkan," ucap Luky.

Adapun saat ini, pemerintah bersama otoritas terus melalukan upaya untuk meningkatkan literasi terhadap instrumen dan inklusi keuangan, salah satunya dengan perluasan akses layanan keuangan informal di seluruh lapisan masyarakat.

Upaya lainnya adalah meningkatkan partisipasi investor individu khususnya investor kecil melalui penerbitan instrumen SBN ritel. Luky bilang, SBN ritel menjadi salah satu instrumen investor yang aman, mudah, menguntungkan dan mendukung pembiayaan APBN.

"Kenapa aman? Karena pembayaran kupon dan pokok sampai dengan jatuh tempo dijamin UU dan dananya disediakan dalam APBN setiap tahun. Apakah menguntungkan? Tentu saja. Karena imbal hasil yang kompetitif dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya," pungkas Luky.

Baca juga: Mau Beli ORI020? Hubungi 27 Mitra Distribusinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com