Saat ditanya apakah bersedia jika nanti mendapat tawaran menjadi menteri, Risma kala itu tak menjawab dengan gamblang.
"Nanti lah ya teman-teman. Aku dulu ditawari ya waktu sama Pak Bambang DH (mantan wali kota Surabaya), aku minta jadi kepala dinas pendidikan, ya mana mungkin insinyur kepala dinas pendidikan kan, tapi aku bilang kenapa? Karena disitulah kita bisa mengubah, memang lama hasilnya, tapi itu akan dimulai dari pendidikan," kata Risma.
Risma mengaku tak pernah merencanakan apa pun dalam politik. Politikus PDI-P ini menyebut akan menduduki jabatan politik jika mendapat amanah publik. Namun, ia menegaskan tak pernah meminta jabatan tertentu di bidang politik.
Baca juga: Sri Mulyani Beberkan Anggaran Triliunan di Balik Meriahnya PON Papua
"Saya belum tahu, yang jelas aku enggak merencanakan untuk apa pun, karena bagi saya jabatan itu amanah dan enggak boleh diminta. Jadi, saya enggak merencanakan apa pun," ujar Risma.
Belakangan, Tri Rismaharini ditampuk sebagai Menteri Sosial menggantikan Juliari Batubara yang tersandung kasus korupsi Bansos Covid-19. Sehingga rencananya untuk memulai usaha tertunda.
Jauh sebelum itu, Risma mengaku ragu jika harus menjabat Mensos. Akan tetapi, dia akan mengiyakan jika sudah ada perintah dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Posisi Menteri Sosial kosong sejak Juliari Batubara dicokok petugas KPK. Juliari tersangkut kasus dugaan korupsi bantuan sosial Covid-19.
Selain mengganti posisi Mensos, saat itu Jokowi juga merombak jajaran menteri lain dalam Kabinet Indonesia Maju.
Baca juga: Sri Mulyani: Pemerintah Siapkan Dana Abadi Pendidikan Rp 81,7 Triliun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.