Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 04/10/2021, 15:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menilai pasar ekspor batu bara memiliki prospek cerah seiring permintaan yang meningkat di akhir tahun. Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengungkapkan, Tiongkok sebagai salah satu pasar ekspor utama berpotensi bakal menambah kebutuhan batu bara.

"Kalau mencermati krisis energi di Tiongkok di mana pemerintah setempat meminta agar impor batu bara dimaksimalkan, tentu akan mendorong permintaan terutama memasuki musim dingin," kata Hendra kepada Kontan, Minggu (3/10/2021).

Hendra melanjutkan, secara umum permintaan sejumlah negara di Asia Timur akan meningkat diakhir tahun seiring masuknya musim dingin. Sementara itu, pada kawasan Asia Tenggara juga diprediksi bakal meningkat seiring membaiknya perekonomian sejumlah negara.

Direktur PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava mengungkapkan pasar ekspor batubara secara umum berpotensi mengalami peningkatan permintaan dengan memasuki musim dingin, kendati demikian pasokan batu bara sangat sedikit.

Baca juga: Menakar Efek Tapering dan Debt Ceiling Terhadap Reksa Dana

"Ini menyebabkan lonjakan harga batu bara tren ini kemungkinan akan berlanjut hingga akhir tahun ini," terang Dileep kepada Kontan, Minggu.

Dileep melanjutkan, secara umum kondisi ini bisa saja berlanjut ke tahun berikutnya. Pasalnya, saat ini belum ada peningkatan kapasitas batubara.

Sementara itu, merujuk kinerja BUMI hingga semester I 2021, pasar ekspor masih mendominasi penjualan sebesar 65 persen dan sisa 35 persen untuk domestik. Sepanjang semester I 2021 BUMI memproduksi sekitar 40 juta ton hingga 41 juta ton.

Dileep menjelaskan, permintaan ekspor dan domestik diprediksi bakal meningkat hingga tutup tahun ini. Sayangnya, ketersediaan batu bara dinilai kian ketat termasuk di Indonesia.

Baca juga: Pemerintah Gandeng IKEA Pasarkan Produk UKM

"Untuk tahun 2021 kami mengharapkan bisa mencapai antara 83 juta ton hingga 87 juta ton (produksi). Hasil bergantung dari curah hujan yang masih luar biasa tinggi. Ekspor dan domestik diharapkan sama dengan semester I-2021," jelas Dileep.

Selama ini, pasar ekspor BUMI menyasar sejumlah negara dan didominasi China, India dan Jepang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+