Keluarga pihak ayah dari Perdana Menteri Pertama Singapura Lee Kwan Yew pernah bekerja di perusahaan tersebut. Heap Eng Moh mengoperasikan kapal yang beroperasi antara Singapura dan Jawa.
Itulah yang terjadi dengan kerajaan bisnis Oei Tiong Ham semasa Perang Dunia I dan jaman Malaise, lalu Oei Tiong Ham meninggal di tanggal 9 Juli tahun 1924 di Singapura.
Sebenarnya, beberapa waktu setelah Oei Tiong Ham meninggal, konglomerasi bisnis keluarga Oei Tiong Ham masih sempat berlanjut. Cabang di Calcutta (kini Kota Kolkatta, India), dibuka tahun 1925 dan di Kota Mumbay di tahun 1926 serta Karachi di tahun 1928.
Semua terjadi setelah Oei Tiong Ham meninggal dunia pada 1924 dan kerajaan bisnis itu dilanjutkan anak-anaknya.
Karena menurunnya volume perdagangan gula dari Jawa di British India, Kian Gwan pun berganti strategi dengan berbisnis katun, wool, dan karung goni.
Selanjutnya di tahun 1932, di Bangkok, Kerajaan Siam, didirikan kantor cabang untuk mengurus perdagangan beras dan karung goni.
Sedangkan di China, Kian Gwan Concern membuka cabang di Shanghai, Hongkong, dan Amoy (Provinsi Fujian). Di tahun 1934, bisnis dikembangkan di China dengan pesat melalui pabrik distilasi alkohol di Distrik Pootung, Shanghai. Mereka mampu memproduksi alkohol dengan kadar 96 – 97 persen.
Baca juga: Mengingat Menkeu RI yang Memilih Mundur: Samsi Hingga Sri Mulyani
Selanjutnya Perang Sino - Jepang, Perang Dunia II dan Perang Kemerdekaan Indonesia membuat situasi bisnis kelompok usaha Kian Gwan goyah akibat pergolakan politik.
Oei Tjong Hauw salah satu anak Oei Tiong Ham yang juga menjadi anggota BPUPKI berusaha menjaga kelangsungan usaha Kian Gwan bersama empat orang saudara dari 26 bersaudara anak-anak Oei Tiong Ham dalam keadaan serba sulit.
Alhasil, riwayat kerajaan bisnis Oei Tiong Ham di Tanah Air berakhir pada 10 Juli 1961 ketika pengadilan ekonomi mengeluarkan keputusan penyitaan dan nasionalisasi terhadap seluruh aset Oei Tiong Ham Concern di Indonesia.
Pada 1964, pengelolaan seluruh aset eks Oei Tiong Ham Concern itu diserahkan ke perusahaan negara PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) yang masih bertahan hingga kini.
Pabrik-pabrik gula yang berada di Jawa Timur pun masih menjadi bagian dari inti bisnis PT RNI hingga saat ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.