Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengingat Oei Tiong Ham, Taipan Internasional Raja Gula Asal Semarang

Kompas.com - 05/10/2021, 16:54 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis

Keluarga pihak ayah dari Perdana Menteri Pertama Singapura Lee Kwan Yew pernah bekerja di perusahaan tersebut. Heap Eng Moh mengoperasikan kapal yang beroperasi antara Singapura dan Jawa.

Akhir kerajaan bisnis Oei Tiong Ham

Itulah yang terjadi dengan kerajaan bisnis Oei Tiong Ham semasa Perang Dunia I dan jaman Malaise, lalu Oei Tiong Ham meninggal di tanggal 9 Juli tahun 1924 di Singapura.

Sebenarnya, beberapa waktu setelah Oei Tiong Ham meninggal, konglomerasi bisnis keluarga Oei Tiong Ham masih sempat berlanjut. Cabang di Calcutta (kini Kota Kolkatta, India), dibuka tahun 1925 dan di Kota Mumbay di tahun 1926 serta Karachi di tahun 1928.

Semua terjadi setelah Oei Tiong Ham meninggal dunia pada 1924 dan kerajaan bisnis itu dilanjutkan anak-anaknya.

Karena menurunnya volume perdagangan gula dari Jawa di British India, Kian Gwan pun berganti strategi dengan berbisnis katun, wool, dan karung goni.

Selanjutnya di tahun 1932, di Bangkok, Kerajaan Siam, didirikan kantor cabang untuk mengurus perdagangan beras dan karung goni.

Sedangkan di China, Kian Gwan Concern membuka cabang di Shanghai, Hongkong, dan Amoy (Provinsi Fujian). Di tahun 1934, bisnis dikembangkan di China dengan pesat melalui pabrik distilasi alkohol di Distrik Pootung, Shanghai. Mereka mampu memproduksi alkohol dengan kadar 96 – 97 persen.

Baca juga: Mengingat Menkeu RI yang Memilih Mundur: Samsi Hingga Sri Mulyani

Selanjutnya Perang Sino - Jepang, Perang Dunia II dan Perang Kemerdekaan Indonesia membuat situasi bisnis kelompok usaha Kian Gwan goyah akibat pergolakan politik.

Oei Tjong Hauw salah satu anak Oei Tiong Ham yang juga menjadi anggota BPUPKI berusaha menjaga kelangsungan usaha Kian Gwan bersama empat orang saudara dari 26 bersaudara anak-anak Oei Tiong Ham dalam keadaan serba sulit.

Alhasil, riwayat kerajaan bisnis Oei Tiong Ham di Tanah Air berakhir pada 10 Juli 1961 ketika pengadilan ekonomi mengeluarkan keputusan penyitaan dan nasionalisasi terhadap seluruh aset Oei Tiong Ham Concern di Indonesia.

Pada 1964, pengelolaan seluruh aset eks Oei Tiong Ham Concern itu diserahkan ke perusahaan negara PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) yang masih bertahan hingga kini.

Pabrik-pabrik gula yang berada di Jawa Timur pun masih menjadi bagian dari inti bisnis PT RNI hingga saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Whats New
Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Work Smart
Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Whats New
KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Whats New
Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Whats New
Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Whats New
Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Whats New
Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com