Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengingat Oei Tiong Ham, Taipan Internasional Raja Gula Asal Semarang

Kompas.com - 05/10/2021, 16:54 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Nama Oei Tiong Ham pernah begitu disegani di kalangan pebisnis dunia. Semasa hidupnya, pria kelahiran Semarang itu tercatat masuk daftar orang terkaya dunia.

Pada puncak kejayaannya sekitar dekade 1920-an, Oei Tiong Ham dijuluki sebagai Tuan 200 Juta Gulden, karena menjadi pengusaha pertama yang kekayaannya menembus angka 200 juta gulden, sebagaimana dikutip dari Kompas.id.

Berkat bisnis yang dijalankan Oei Tiong Ham, Semarang pernah menjelma sebagai episenter ekonomi dengan tumbuhnya konglomerasi pertama di Asia Tenggara yang memiliki gurita bisnis hingga Amerika Serikat dan Eropa.

Baca juga: Ketika RI Jual Opium 22 Ton untuk Bayar Gaji Pegawai Pemerintah

Ini terjadi di akhir 1800-an dan paruh pertama 1900-an ketika Oei Tiong Ham masih mengendalikan jaringan bisnis multinasionalnya.

Pada awal abad ke-20, Oei Tiong Ham bahkan dijuluki Rockefeller dari Asia yang menyamakan dirinya dengan John D Rockefeller konglomerat minyak bumi pemiliki Standart Oil and Company New York (SOCONY) dari AS.

Surat kabar De Locomotief waktu itu bahkan menyebut OTH sebagai orang terkaya di antara Shanghai dan Melbourne.

Titik awal bisnis Oei Tiong Ham

Oei Tiong Ham adalah taipan internasional peranakan China yang lahir di Jawa. Ia merupakan pewaris konglomerasi Kian Gwan Concern yang kemudian dikenal sebagai Oei Tiong Ham Concern.

Liem Tjwan Ling dalam sebuah buku biografi Raja Gula Oei Tiong Ham menceritakan, Oei Tiong Ham meneruskan kendali bisnis warisan ayahnya di tahun 1890 ketika berusia 24 tahun.

Pada tahun 1893, perusahaan diubah menjadi N.V. Handel Maatschappij Kian Gwan. Awal kebangkitan perusahaan ini adalah perdagangan opium yang kala itu legal di wilayah Hindia Belanda.

Namun, perusahaan ini kemudian meluaskan bidang usaha ke perdagangan berbagai jenis komoditas lain seraya membuka kantor-kantor cabang berikut gudang di sejumlah negara.

Perdagangan gula menjadi ujung tombak yang didukung ekspor beragam hasil bumi, seperti karet, kapuk, kopi, tepung tapioka, gaplek, lada, jagung, kacang tanah, biji jarak, minya serai (citronella oil) dan lain lain.

Baca juga: RI Pernah Ekspor Opium, Jejak Pabriknya Ada di Kampus UI Salemba

Adapun perdagangan intrainsuler di Nusantara berkembang di wilayah Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan lain-lain pulau.

Beragam komoditas seperti gambir, lada, dan lain-lain dikumpulkan dari luar Jawa dibawa ke Jawa dan Singapura. Sementara gula dari Jawa dikirim ke pulau-pulau tersebut.

Raja gula dunia asal Semarang

Kunci kebesaran kerajaan bisnis Oei Tiong Ham dikokohkan dengan pembelian pabrik-pabrik gula di Jawa pada akhir abad ke-19.

Diawali dengan pembelian Pabrik Gula Pakis tahun 1894 kemudian dibeli pula Pabrik Gula Rejoagung, Tanggulangin, Ponen, Krebet.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com