Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bullish: Pengertian, Faktor Penyebab, dan Dampak ke Investor

Kompas.com - 05/10/2021, 19:03 WIB
Mutia Fauzia

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Bullish adalah salah satu istilah yang kerap digunakan untuk menggambarkan kondisi pasar saham atau pada pasar aset keuangan lain.

Bagi investor pemula yang masih belum familiar dengan beragam istilah di pasar saham pasti kebingungan ketika membaca artikel atau menonton video mengenai pasar saham dan mendengar istilah bullish.

Dikutip dari Investopedia, bullish adalah isitilah yang digunakan ketika pasar saham atau pasar keuangan secara umum mengalami kenaikan harga atau diproyeksi mengalami kenaikan harga.

Istilah bullish kerap digunakan di pasar saham, namun bisa digunakan pula pada jenis aset lain yang diperdagangkan, misalnya saja obligasi, properti, mata uang, serta komoditas lainnya.

Baca juga: Apa Itu Bearish dan Bullish di Pasar Saham?

Pengertian bullish

Karakterisitik pasar bullish biasanya ditunjukkan lewat optimisme investor dan ekspektasi investor mengenai hasil investasi yang kuat dalam periode waktu tertentu.

Meski demikian, tren pasar memiliki kecenderungan untuk terus bergerak, sehingga sulit memprediksi hingga kapan sebuah tren naik turunnya kondisi pasar bakal berlangsung.

Meski sulit untuk diidentifikasi, pasar saham bullish biasanya ditunjukkan dengan kenaikan harga saham sebesar 20 persen. Biasanya, hal itu terjadi setelah harga saham sempat melemah sebesar 20 persen serta sebelum kembali melemah 20 persen.

Karena sulit diprediksi, analis pun biasanya akan mengenal fenomena pasar bullish setelah hal itu terjadi.

Dikutip dari halaman sikapiuangmu yang dikelola oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dijelaskan, sebenarnya istilah bullish berasal dari bahasa inggris, yakni bull yang artinya banteng. Sementara itu, lawan dari bullish adalah bearish.

Bila mengamati cara seekor banteng menyerang, maka Anda akan bisa memahami apa sebenarnya pengertian bullish.

Seekor banteng atau bull menyerang dengan cara menyerbu cepat dan mengangkat tanduk di kepalanya ke atas guna menusuk target. Hal ini menggambarkan kondisi pasar yang sedang mengalami tren naik atau penguatan.

Faktor penyebab pasar saham bullish

Sebenarnya, banyak faktor penyebab pasar saham bullish. Biasanya, pasar saham bullish ketika kondisi ekonomi sedang menguat atau memang sudah kuat dalam beberapa waktu.

Kondisi pasar saham bullish biasanya beriringan dengan produk domestik bruto (PDB) yang kuat serta angka pengangguran yang menurun.

Baca juga: Jadi Alat Orang Kaya dan Politisi Sembunyikan Harta, Apa itu Perusahaan Cangkang?

Dengan demikian, maka tren kondisi perusahaan atau emiten yang sahamnya tercatat di bursa saham cenderung mencatatkan kinerja cemerlang.

Kepercayaan investor juga menjadi faktor lain yang memengaruhi kondisi pasar saham.

Di tengah pasar saham yang bullish, permintaan terhadap saham cenderung positif, hal ini beriringan pula dengan tren pasar keuangan secara umum. Pasar saham yang bullish juga bakal diikuti oleh tren peningkatan jumlah perusahaan yang melakukan pencatatan saham perdana (IPO) di bursa.

Baca juga: Apa Itu Pandora Papers yang Ungkap Skandal Pajak Orang Kaya Dunia?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com