Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AirAsia Pesan 362 Pesawat A321neo, Tony Fernandes: Kami Siap Kembali Lebih Kuat

Kompas.com - 06/10/2021, 13:44 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Pesanan pesawat AirAsia Group ke Airbus untuk jenis A321neo saat ini tercatat berjumlah 362 unit seiring adanya amendemen perjanjian pemesanan pesawat antara kedua belah pihak.

Jumlah tersebut termasuk pesanan 13 pesawat A320 yang baru saja dikonversi menjadi A321neo, sebagaimana poin restrukturisasi kontrak pemesanan pesawat AirAsia dan Airbus.

Sebanyak 362 pesawat A321neo yang dipesan AirAsia ini akan dialokasikan kepada maskapai-maskapai di dalam AirAsia Group sesuai permintaan hingga 2035, sebagaimana kesepakatan antara AirAsia dan Airbus.

Baca juga: AirAsia dan Airbus Teken Restrukturisasi Kontrak Pemesanan Pesawat

AirAsia sendiri telah menerima A321neo pertamanya pada November 2019 dan saat ini memiliki total 4 armada A321neo yang beroperasi.

Saat ini, AirAsia memiliki armada yang berjumlah total 211 pesawat yang terdiri dari 169 pesawat A320, 38 pesawat A320neo dan 4 pesawat A321neo.

Armada A321neo AirAsia nantinya akan menggantikan armada A320 yang lebih tua dan akan memberikan manfaat yang berkelanjutan secara signifikan.

Melalui restrukturisasi ini, AirAsia ingin mentransformasi jenis armada pesawatnya saat ini, yang mayoritas adalah A320 menjadi A321neo yang berkapasitas lebih besar dan lebih hemat bahan bakar.

CEO AirAsia Group Tony Fernandes menyebut, amendemen pesanan pesawat ini terkait dengan adanya pelonggaran pembatasan perjalanan secara bertahap dan dimulainya kembali aktivitas kargo dan pengiriman di semua pasar utama AirAsia.

“Kami perlu memastikan bahwa armada kami telah hemat biaya dan bahan bakar untuk mengoptimalkan operasi maskapai serta usaha logistik kami, Teleport,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (6/10/2021).

Baca juga: Terbang Lagi, AirAsia Tawarkan Harga Spesial Penerbangan Jakarta-Bali

Dia bilang, Teleport mengalami pertumbuhan yang signifikan sejalan dengan permintaan yang luar biasa untuk layanan angkutan udara dan kargo, seperti pada kinerja pra-pandemi dan bahkan tumbuh lebih cepat dari sebelumnya.

“Kami memperluas kemampuan pengiriman dan kargo digital Teleport untuk mempersiapkan ekspansi regional yang kuat segera setelah pembatasan perjalanan dilonggarkan dan perbatasan internasional kembali dibuka,” ucapnya.

Ia menambahkan bahwa selama masa sepinya penerbangan sebelum ini, AirAsia telah bertransformasi dari hanya sebagai merek maskapai menjadi platform digital perjalanan dan gaya hidup satu pintu, melayani lebih dari sekadar perjalanan udara.

“Dengan volume penumpang kami yang besar, peningkatan permintaan perjalanan di masa mendatang akan memberikan dorongan tambahan terhadap airasia Super App, serta layanan fintech dan pembayaran digital kami, BigPay,” ungkap Tony Fernandes.

Dia juga menegaskan bahwa layanan Super App, Teleport, dan BigPay sama pentingnya untuk melengkapi ekosistem AirAsia Group.

Baca juga: Kembali Beroperasi, Simak Jadwal Penerbangan AirAsia Indonesia

“Mereka bekerja bersama-sama secara simbiosis, untuk memenuhi permintaan yang meningkat di industri e-commerce dan distribusi,” tuturnya.

Mulai dari e-money dan pengiriman uang antar negara hingga asuransi mikro dan penganggaran, menurutnya BigPay telah berhasil menyediakan berbagai produk keuangan teregulasi untuk menjadi solusi satu atap untuk kebutuhan keuangan pelanggan AirAsia Group.

“Kami akan terus berinovasi dan beradaptasi. Kami sudah melihat peningkatan dalam hal basis pelanggan, serta pendapatan dan metrik utama lainnya. Kami siap untuk kembali lebih kuat dan lebih kuat di dunia pasca-Covid,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com