Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trik Investasi Saham Bagi Anda yang Memiliki Gaji UMR

Kompas.com - 06/10/2021, 17:16 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Memiliki gaji setara dengan upah minimum regional (UMR) terkadang dianggap menjadi penyebab sulitnya berinvestasi.

Padahal, di zaman serba canggih ini, memulai investasi sangat mudah, seperti misalkan investasi melalui reksa dana yang cuma butuh modal Rp 10.000 saja.

Perencana keuangan dan CEO Zap Finance Prita Hapsari Ghozie mengungkapkan, jangan menjadikan gaji UMR sebagai alasan untuk tidak melakukan investasi.

Baca juga: Ini Risiko Investasi Kripto Menurut Bank Indonesia

Saat ini, ada banyak kemudahan investasi yang diberikan melalui kemudahan teknologi.

“Orang dengan gaji UMR merasa seperti kecil banget. Padahal, UMR itu melihat kita tinggal di kota mana. Yang membuat kita merasa gaji UMR itu tidak cukup (untuk investasi) adalah karena sudah terpapar untuk spending dan berpola hidup konsumtif,” kata Prita dalam Instagram Live IDX Channel, Rabu (6/10/2021).

Prita menyebut, saat ini tentunya berbeda dengan 20 tahun yang lalu, dimana saat ingin membeli saham, dengan minimal 1 lot yang berjumlah 500 saham, sementara saat ini 1 lot hanya 100 lembar saham. 

Demikian juga dengan investasi reksa dana. Pada 20 tahun lalu butuh modal minimal Rp 500.000, tetapi sekarang hanya dengan Rp 10.000 saja sudah bisa memiliki reksa dana.

Prita mengatakan, pilihan instrument yang paling mendasar adalah berdasarkan tujuan investasi Anda.

Baca juga: Survei: 62 Persen Responden Pakai GoPay Untuk Investasi Secara Digital

Namun, jika Anda tidak paham dengan tujuan investasi Anda, mulailah dari mempersiapkan pensiun Anda. Ia memperingatkan, jangan melakukan investasi dengan ikut-ikutan karena akan sangat berisiko.

“Investasi jangan ikut-ikutan, nanti pas belinya di pucuk, abis itu nyangkut kan bermasalah banget. Minimal tujuannya adalah masa depan, terus belajar, dan sebelum berinvestasi harus memastikan tidak lagi memiliki utang,” ujar Prita.

Menurut dia, utang dengan bunga tinggi akan mengganggu investasi karena bunga pinjaman tidak akan berjalan seiring dengan profit pada investasi Anda.

Sementara itu, untuk produk yang dipilih, ia menyarankan untuk memulai dari yang lebih minim risiko terlebih dahulu.

“Sebetulnya pintu masuk pasar modal yang ideal adalah reksa dana. Karena reksa dana itu memiliki akses ke pasar modal dengan menitipkannya pada yang ahli yaitu manajer investasi. Hasilnya memang tidak setinggi berinvestasi di saham, tapi memang segala sesuatunya harus dilakukan bertahap,” tegas Prita.

Baca juga: Waspada Investasi Bodong, Ingat 2R dan 2L

Prita bilang, setiap investasi tentunya mengandung risiko, maka dari itu para investor perlu mempertimbangkan risiko dari investasi yang dilakukan.

Perlahan, mulailah dari risiko investasi yang kecil, jika sudah terbiasa, mungkin bisa mencoba ke profil risiko yang lebih tinggi.

“Dalam berinvestasi juga perlu mempertimbangkan toleransi risikonya seperti apa. Kalau tidak mampu (dengan risiko yang tinggi), bisa mulai masuk ke reksa dana pasar uang. Tapi, harapannya kedepannya, bisa mengembangkan profil risikonya, agar bisa masuk ke investasi yang return-nya lebih tinggi,” ujar dia.

Prita menjelaskan, untuk melakukan investasi tentunya harus disiplin di masa produktif karena investasi sifatnya tidak dilakukan seumur hidup.

Hal itu beda dengan pengelolaan keuangan yang perlu dilakukan seumur hidup.

Baca juga: Tips Investasi Saham bagi Pemula

“Investasi harus disiplin, karena itu sesuatu yang tidak kita alami terus menerus, berbeda dengan mengelola keuangan. Selain makan, minum dan ibadah, hal yang akan terus dilakukan adalah mengelola keuangan, bahkan ini sudah kita lakukan sejak di masa sekolah, yakni mengelola uang saku,”jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com