Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Sesi, IHSG dan Rupiah Kompak Menghjau

Kompas.com - 08/10/2021, 09:23 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (8/10/2021). Demikian juga dengan mata uang rupiah terhadap dollar AS yang menguat pada awal perdagangan di pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.10 WIB, IHSG berada pada level 6.462,94 atau naik 46,55 poin (0,73 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.416,39.

Sebanyak 255 saham melaju di zona hijau dan 123 saham di zona merah. Sedangkan 182 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,8 triliun dengan volume 2,8 miliar saham.

Baca juga: Harga Saham Unilever Indonesia Melesat, Bagaimana Prospek UNVR?

Pagi ini bursa saham asia hijau dengan kenaikan indeks Nikkei 2,08 persen, Hang Seng Hong Kong 0,61 persen, Shanghai Komposit 0,96, dan Strait Times 0,12 persen.

Wall Street pagi ini ditutup positif dengan kenaikan indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) 0,98 persen, indeks S&P 500 sebesar 0,83 persen, dan indeks acuan saham teknologi AS, Nasdaq 1,05 persen.

Analis Panin Sekuritas William Harranto yang memprediksi IHSG bakal menguat. Dia bilang, saat ini terjadi sector rotation antara pertambangan dengan consumer goods, dan IHSG masih dalam trend menguat.

"IHSG masih memiliki katalis positif dari net buy asing dan window dressing sehingga masih dalam tren menguat. Hari ini IHSG berpotensi bergerak mixed cenderung menguat dalam range 6.300 - 6.457," kata William.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini juga menguat.

Melansir data Bloomberg, pukul 09.02 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.210 per dollar AS, atau naik 6 poin (0,05 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 14.216 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, penguatan rupiah terjadi karena membaiknya ekonomi di Indonesia, cadangan devisa yang besar, dan kenaikan harga komoditas.

"Pemulihan ekonomi Indonesia yang didukung cadangan devisa yang besar dan harga komoditas yang tinggi bisa membantu menahan pelemahan nilai tukar rupiah," kata Ariston kepada Kompas.com.

Ariston mengatakan, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS kemungkinan akan tertahan hari ini dengan kenaikan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS yang mencapai level tertinggi sejak 17 Juni 2021.

"Kenaikan yield tenor 10 tahun saat ini kr kisaran 1,59 persen, atau mencapai level tertinggi sejak 17 Juni 2021, bisa mendorong penguatan dollar AS," tambah Ariston.

Ariston memproyeksikan hari ini rupiah bisa bergerak pada kisaran Rp 14.230 per dollar AS hingga Rp 14.200 per dollar AS.

Baca juga: IHSG Hari Ini Masih Merah? Simak Rekomendasi Sahamnya

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com