Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Mendag: Pasokan Uang Beredar Pengaruhi UMKM

Kompas.com - 08/10/2021, 13:43 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasokan uang beredar dalam arti luas atau M2 dinilai dapat menentukan laju pemulihan pelaku usaha nasional, khususnya pada segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan, uang beredar sangat berkorelasi dengan kecepatan pelaku UMKM memulihkan daya produksi atau pasoknya.

Pasalnya, uang beredar menentukan arus keuangan atau modal yang dimiliki pelaku usaha, untuk mengoperasikan bisnisnya.

Baca juga: Agustus 2021, Uang Beredar di Indonesia Hampir Tembus Rp 7.200 Triliun

"Uang beredar sangat berkorelasi dengan sejauh mana, secepat apa, atau kapasitas seorang pelaku UMKM untuk bisa memulihkan daya pasok, atau daya produksinya," kata Gita dalam gelaran Indonesia Knowledge Forum (IKF) X-2021, Kamis (7/10/2021).

Namun demikian, pasokan uang beredar Indonesia dinilai masih rendah. Ini terefleksikan dengan rasio uang beredar terhadap produk domestik bruto (PDB) RI yang masih berada pada kisaran 45 persen.

Padahal sebut Gita, negara-negara berkembang besar atau negara maju rata-rata memiliki rasio M2 terhadap PDB di atas 100 persen, bahkan ada yang mencapai 200 persen.

"Tentunya ini perlu penyikapan, bagaimana kita bisa meningkatkan uang beredar," ujarnya.

Gita yang juga merupakan Chairman Ancora Group menjelaskan, peningkatan uang beredar dapat dilakukan melalui penanaman modal asing atau melalui pinjaman.

Menurutnya, peningkatan pasokan uang beredar juga akan selaras dengan kebijakan pemerintah, yang menargetkan kenaikan rasio kredit terhadap UMKM secara bertahap, hingga menjadi 30 persen pada 2024.

"Ini akan sangat nyambung dengan kepentingan kita untuk bisa meningkatkan citra dan eksistensi pengusaha mikro UMKM ke depan," ucap Gita.

Baca juga: Begini Cara Tukar Uang Rusak Dimakan Rayap ke Bank Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com