JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan fiskal adalah salah satu bagian dari infrastruktur keuangan yang membantu keberlanjutan perekonomian.
Dilansir dari Forbes, kebijakan fiskal adalah salah satu instrumen untuk menjaga sebuah perekonomian bisa terus berjalan, seperti kondisi mesin yang memerlukan perawatan terus menerus.
Salah satu instrumen kebijakan fiskal yang Anda mungkin sudah cukup familiar adalah pajak yang Anda bayarkan, baik pajak atas penghasilan Anda (PPh), atau Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang Anda bayarkan setiap melakukan transaksi pembelian.
Kebijakan fiskal pada intinya adalah setiap langkah yang dilakukan pemerintah agar ekonomi bisa terus bergerak.
Baca juga: Apa Perbedaan Kebijakan Fiskal dan Moneter?
Dilansir dari Investopedia, kebijakan fiskal diperkenalkan oleh ekonom Inggris John Maynard Keynes.
Teori Keynes terkait dengan kebijakan fiskal dikembangkan sebagai respon atas Depresi Besar (Great Depression) yang terjadi pada tahun 1930an.
Teori Keynes kala itu melawan asumsi ekonomi klasik mengenai perekonomian yang bisa pulih tanpa diperlukan campur tangan kebijakan.
Keynes mengatakan, resesi ekonomi terjadi karena belanja konsumen yang rendah, serta investasi dan permintaan agregat yang lesu.
Ia percaya, pemerintah bisa meperbaiki kondisi perekonomian suatu negara serta siklus usaha dengan menyesuaikan belanja dan kebijakan perpajakan untuk menutupi kekurangan penghasilan dari sektor swasta.
Sederhananya, kebijakan fiskal adalah langkah pemerintah untuk mengatur perekonomian untuk menjaga pertumbuhan dan mengurangi kemiskinan dengan menyesuaikan belanja serta pendapatan perpajakan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.