JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung menuai hujan kritik. Ini karena pemerintah menginzinkan proyek kerja sama dengan China ini didanai APBN.
Diketahui, sejumlah BUMN yang terlibat dalam proyek tersebut kondisi keuangannya tengah terpuruk dan dililit utang. Sehingga pemerintah dirasa perlu menyelamatkan proyek ini dengan uang APBN.
Wacana penggunaan uang rakyat untuk Kereta Cepat Jakarta Bandung dianggap kurang relevan. Karena dengan harga tiketnya, kereta ini dianggap hanya bisa diakses oleh segelintir kalangan.
Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno, menilai proyek ini terbilang nanggung lantaran trase yang dilewatinya tak sampai ke Kota Bandung. Sehingga penumpang masih harus berganti moda transportasi untuk menuju ke tengah kota.
Baca juga: Beda dari Jokowi, Malaysia Pilih Batalkan Proyek Kereta Cepat meski Merugi
Stasiun pemberhentian terakhir kereta cepat berada di Tegalluar yang berada di Bojongsoang, Kabupaten Bandung. Belakangan, stasiunnya bertambah, yakni di Padalarang yang masuk Kabupaten Bandung Barat.
Memang, waktu tempuh Jakarta-Bandung dipersingkat hanya 46 menit. Namun letak stasiun akhir yang berada di pinggiran, kata Djoko, malah nantinya akan merepotkan penumpang yang akan melanjutkan perjalanan ke Kota Bandung.
"Kereta Cepat Jakarta-Bandung proyek yang nanggung, karena apa? Stasiun terakhirnya ada di pinggiran keramaian di Tegalluar, bukan di Kota Bandung," ujar Djoko seperti dikutip pada Senin (11/10/2021).
Apalagi, hingga saat ini, belum ada transportasi publik yang cepat dan memadai bagi penumpang untuk melanjutkan perjalanan ke tengah kota usai keluar dari stasiun kereta cepat di Tegalluar.
Baca juga: Kala Jokowi Janji Kereta Cepat Tak Gunakan Duit APBN Sepeser Pun
Pembangunan transportasi publik di Bandung sampai sejauh ini juga masih dalam tahap perencanaan dan studi.
"Bandung sendiri sampai sekarang belum kelihatan fisiknya untuk transportasi publik, terutama akses ke stasiun kereta cepat. Sampai sekarang belum terlihat transportasi publik atasi macet di Bandung," ucap Djoko.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.