Selain itu, Sharon juga mengusulkan untuk dibentuk kelompok-kelompok mentoring yang berfungsi menjadi wadah bagi mentor dan mentee untuk saling berbagai cerita pengalaman, tantangan, hingga solusi untuk menghadapi persoalan.
"Ini dilakukan secara grup, jadi membangun networking dan feedback satu sama lain," imbuhnya.
Selain itu, ia juga membahas tentang pentingnya dana CSR dialokasikan untuk pendidikan anak-anak perempuan di Indonesia Timur. Menurutnya, mereka memiliki potensi untuk ditingkatkan kapabilitasnya sehingga bisa menjadi pemimpin di masa depan.
Tak hanya itu, Sharon menyoroti pula pentingnya program mendukung UMKM naik kelas bisa dibarengi dengan adanya pendampingan pada perempuan-perempuan Indonesia, guna meningkatkan kapabilitasnya dalam berinovasi menghasilkan produk bernilai ekonomi.
Baca juga: Luhut Ungkap Perintah Presiden Jelang Pembukaan Penerbangan Internasional ke Bali
"Pendampingan itu supaya meningkatkan kapabilitas perempuan-perempuan untuk membuat karya-karya yang lebih baik. Sehingga ketika UMKM-nya naik kelas, perempuannya juga lebih berdaya," ungkap Sharon.
Setelah "menjadi" Menteri BUMN, Sharon mendapatkan banyak pengalaman dan pembelajaran berharga. Ia pun menilai, Erick menjadi salah satu pemimpin yang memang serius dalam mendukung peran pemimpin perempuan di dunia kerja.
"Dari rangkaian (tugas sebagai Menteri BUMN) yang saya ikuti, saya bisa sampaikan, Pak Menteri (Erick) adalah sosok role model buat saya, yang memang mendukung kepemimpinan perempuan dan kaum muda di dunia kerja, dan itu benar-benar bisa kita implementasikan," pungkas Sharon.
Baca juga: Dilema Kereta Cepat: Sampai Bandung 46 Menit, Tapi Cuma di Pinggiran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.